Tribunnews.com, Jakarta - Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Henry Yosodiningrat, memberikan apresiasi kepada polisi atas penangkapan Vanny Rosyane, mantan kekasih Freddy Budiman, di Hotel Mercure, Jakarta Pusat, karena terkait kasus narkoba jenis sabu.
Menurut Henry, dari Vanny, polisi bisa menelusuri lebih jauh, para bandar atau kaki tangan Freddy Budiman yang saat ini masih berkeliaran.
Sejak Vanny mengaku ia menggunakan sabu di dalam LP bersama Freddy, Henry mengaku sudah mendesak BNN untuk segera menangkap Vanny.
"Sebab dia pasti menjadi pecandu dan dari dia bisa dibongkar beberapa jaringan Freddy," kata Henry kepada Warta Kota, Selasa (17/9/2013) malam.
Henry menjelaskan pengakuan Vanny bahwa ia dijebak oleh polisi sangat lucu. Sebab artian dijebak seperti apa yang dia maksud sangat tidak jelas.
"Jika arti penjebakan, polisi melakukan undercover buy atau penyamaran sebagai pembeli narkoba dan Vanny menunjukkan tempatnya saya kira apa yang dilakukan polisi sangat tepat.
Jika dijebak dalam artian dia tidak pakai narkoba lalu ditangkap, itu tidak mungkin," papar Henry.
Sebab, tambah Freddy, Vanny memang mengakui ia sering menggunakan narkoba bersama Freddy di dalam Lapas.
"Artinya, saya duga dia sudah addict dan kecanduan narkoba atau sabu.
Karenanya, penangkapan terhadap Vanny sangat tepat," ujarnya.
Walaupun bukan kunci dari peredaran narkoba besar di Indonesia, menurut Henry, Vanny sedikit banyak tahu sepak terjang kaki tangan jaringan narkoba Freddy Budiman.
"Dan dengan ditangkapnya Vanny, saya kira, kaki tangan Freddy saat ini tiarap," katanya.
Mengenai apakah Vanny merupakan korban Freddy hingga menjadi pecandu narkoba, Henry menilai itu tidak tepat. "Sebab Vanny memang menyukai dirinya sebagai pengguna narkoba bahkan sangat menikmatinya. Bukan itu saja, ia menikmati uang penjualan sabu yang dikendalikan Freddy. Jadi saya memberikan apresiasi pada polisi atas ditangkapnya Vanny," kata Henry.(bum)