TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pemancangan tiang pertama atau groundbreaking transportasi massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT) pada Kamis (10/10/2013). Groundbreaking itu akan dilaksanakan di Dukuh Atas.
Rencananya, di lokasi tersebut akan dibangun stasiun MRT Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Sudah bisa dipastikan, dalam proses pembangunannya, jalur lalu lintas di kawasan tersebut bakal terhambat dan kemacetan tak bisa dihindari.
"Dalam pembangunannya, kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat yang terdampak karena konstruksi proyek MRT Jakarta ini. Pekerjaan ini pasti akan berdampak pada kepadatan lalu lintas Jakarta dan kenyamanan pengguna jalan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (7/10/2013).
Menurut Dono, untuk mengurangi dampak kemacetan, pihaknya dan kontraktor pelaksana konstruksi akan terus melakukan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat yang terdampak terkait kondisi jalan raya di kawasan tersebut. Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI untuk pengaturan lalu lintas.
"Kami juga berencana untuk memasang kamera pemantau atau closed circuit television (CCTV) di setiap titik pekerjaan," ujarnya.
Nantinya, lanjut Dono, CCTV tersebut akan terhubung dengan situs web PT MRT sehingga masyarakat bisa memantau kondisi lalu lintas di setiap lokasi pekerjaan dan mencari jalur alternatif selama pekerjaan berlangsung.
Seperti diberitakan, nilai proyek MRT mencapai 1,5 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 17 triliun. Masa pengerjaan konstruksi dimulai dari Oktober 2013. Proyek itu diperkirakan selesai dalam lima tahun ke depan, yakni pada akhir Desember 2017, sehingga pada kuartal pertama 2018 diharapkan dapat mulai beroperasi.
Terdapat 13 stasiun sepanjang Lebak Bulus hingga Bundaran HI nanti. Tujuh di antaranya akan dijadikan stasiun layang, yaitu di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Sementara enam lainnya akan digunakan sebagai stasiun bawah tanah, yakni di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.(Kurnia Sari Aziza)