TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasukkan mayat Heny Dewi Manapode (73) yang biasa dipanggil Tante Heny ke dalam koper, adalah ide Suherman.
Hal itu dikatakan Swanda, yang juga mengatakan bahwa ide membuang mayat Heny ke Kali Cinyurup, Kabupaten Bogor lanta ditemukan pada Sabtu (2/11/2013), pun ide Suherman.
Usai dibekuk aparat Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Jumat (16/12/2013) pagi di rumah istrinya di Pamulang, hingga kini Swanda masih diperiksa intensif di Polda Metro Jaya.
Dalam pembunuhan sadis tersebut, Swanda mengaku tak memiliki peran besar. Ia hanya ikut mengangkat mayat korban ke koper, lalu menenggelamkannya ke sungai.
"Saya diminta Suhendar datang ke rumah kos tempat ibu (korban) tinggal. Pas datang, dia dalam posisi duduk di lantai, kepala sampai pinggul tertutup handuk. Terus, Herman yang punya ide ambil koper di lemari dan memasukkan ke dalam koper," papar Swanda di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/12/2013).
Swanda juga mengaku, sebelum membuang mayat korban, Suherman sempat melakukan survei menggunakan sepeda motor, untuk mencari tempat aman membuang mayat korban.
"Kami berangkat ke Kali Cinyurup, Desa Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Katanya, kali itu lumayan dalam. Di perjalanan, kami juga sempat membeli karung dan mengisinya dengan batu untuk digantungkan di koper," papar Swanda.
Usai membuang mayat korban, Swanda diberi uang Rp 200 ribu oleh Suherman. Dua minggu lalu, Suherman memberinya uang Rp 1 juta. (*)