TRIBUNNEWS.COM, BINTARO - Petugas kepolisian menyisir dan menjaga ribuan warga yang menonton lokasi kejadian tabrakan KRL Serpong-Tanah Abang dan truk tangki bahan bakar Pertamina di perlintasan Pondok Betung, Bintaro.
Penyisiran dan penjagaan petugas dilakukan karena untuk pengamanan lokasi kejadian dari warga yang mencoba memotret dengan kamera handphone dan kamera SLR. Sebab, kedua hal itu bisa memicu munculnya api dari sisa premium yang masih berada di tangki truk.
"Bapak-bapak, ibu-ibu, mohon jangan mendekat. Jangan coba-coba memfoto pakai handphone atau kamera yang ada blitz-nya. Bensin masih banyak di sekitar kita," ujar seorang polwan menggunakan pengeras suara di lokasi kejadian, Pondok Betung, Bintaro, Senin (9/12/2013).
Pantauan Tribun, tangki truk tinggal separuh setelah ledakan dan kebakaran akibat tabrakan dengan KRL. Tampak masih ada sisa premium bercampur air hujan di tangki yang telah terbelah dua itu.
"Suhu cairan premium dan tangki masih tinggi. Nah premium itu memang sangat sensitif terhadap blitz dan signal handphone. Suhu 6 derajat celcius saja itu sangat riskan, apalagi sekarang masih tinggi setelah meledak dan kebakaran tadi," ujar petugas Pertamina Pusat di lokasi kejadian.