TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar 300 hingga 350 andong didatangkan dari sejumlah wilayah di berbagai daerah, seperti Yogyakarta dan Solo untuk mengikuti untuk mengikuti kirab budaya, acara puncak dari Festival Kerajaan Dunia 2013 yang digagas Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Mulanya di antara para pemilik andong dan kudanya yang biasa menarik di kawasan Malioboro gamang ikut kirab. Pasalnya, perjalanan dari Yogkarta ke Jakarta sangat jauh.
Sehingga bukan perkara mudah mengangkut 50 andong dan sekaligus kudanya. Bahkan menurut kabar, ada sekitar 10 andong sekaligus kudanya yang didatangkan dari Solo.
“Kami harus menempuh perjalanan 24 jam ke sini. Andong diangkut pakai truk. Tiap satu truk mengangkut dua andong. Truk untuk kuda juga dipisah. Ada satu truk yang muat tujuh sampai delapan,” terang Gianto seorang kusir Andong yang ikut kirab.
Perjalanan dari Yogkarta dimulai sejak Kamis (5/12/2013) sore, dan sampai ke Jakarta Jumat (6/12/2013) sore. Karena jarak yang jauh, beberapa andong ada yang mengalami kerusakan tapi bisa ditangani akhirnya.
Setibanya di Jakarta, andong dan kuda-kudanya ini ditempatkan di Pacuan Kuda Pulomas, Jakarta Timur. Rencananya, malam ini andong dan kuda juga akan kembali ke Pulomas untuk diangkut kembali ke Yogyakarta.
Gianto tak perlu repot-repot menghias andongnya dengan bunga dan pernak-pernih untuk menambah cantik penampilannya. Begitu juga dengan andong lainnya. Karena semuanya sudah ditangani oleh panitia.
Di balik rasa senangnya ikut kirab budaya di Jakarta, Gianto mengaku mendapat berkah lainnya. Apalagi kalau bukan mendapat honor dari andong dan kudanya yang disewa ini.
“Tiap andong plus kuda kita disewa Rp 5 juta. Itu sudah terhitung sejak berangkat sampai pulang. Semua ongkos ditanggung. Kalau menarik andong di Malioboro enggak sebesar itu. Kadang-kadang dapat bagus, kadang enggak narik sama sekali,” cerita Gianto.
Sementara Basuki, kusir lainnya, enggan memberitahukan uang yang diterima setelah andong dan keretanya disewa untuk kirab kali ini. Mantan pensiunan PNS ini hanya menjawab diplomatis.
“Pokoknya bisa untuk benerin andong,” katanya.
Lebih dari itu, Basuki mengapresiasi langkah Jokowi yang menggelar Festival Keraton Dunia 2013 dengan melibatkan andong di puncak acara. Ia berharap sejumlah even, budaya lokal dan kekayaannya bisa dilibatkan.
“Karena setidaknya bisa menggerakkan, melindungi, dan memfasilitasi budaya lokal yang ada. Karena akan mengembalikan visi misi sesuai apa yang diharapkan pendahulu bangsa,” lanjutnya.