TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga korban meninggal tabrakan KRL Commuter Line dengan truk tangki bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) siang, mengaku tidak akan menggugat pihak manapun.
Keluarga Sofyan Hadi (teknisi kereta) melalui kakak sepupunya, Satria Putra, mengaku sudah ikhlas menerima kejadian tersebut.
"Kami sebenarnya tidak menuntut apa-apa. Tidak berharap apa-apa. Ini musibah. Keluarga menunggu jenazah, mudah-mudahan segera dipulangkan," ujar Satria di RS Polri Said Sukanto, Jakarta Timur, Selasa (10/12/2013).
Satria juga memuji langkah-langkah PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dinilainya sangat banyak membantu.
"KAI sangat cepat membantu. Tadi pagi Dirut KAI sudah datang ke rumah kami. Kita semua sedikit lega, KAI juga mau mengurus semua," kata dia.
Satria bahkan mengingatkan kepada semua pihak agar berhati-hati dalam berkendara. Menurutnya, lebih baik waspada dan menjaga diri sebelum kecelakaan yang akhirnya menyebabkan orang lain juga kena imbasnya.
"Pelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati dimanapun, lebih waspada menjaga diri. Apabila terjadi seperti ini, merugikan banyak orang. Intinya kita tidak salahkan orang. Sesempurna sistem kalau musibah, terjadi (kecelakaan). Keluarga sudah ikhlas," pesan Satria.
Keluarga sendiri sudah menyiapkan pemakaman untuk Sofyan. Menurut Satria, pemakaman sudah disiapkan kurang lebih 500 meter dari rumah di Bekasi Timur.