TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah penumpang tampak mengipas-ngipas badan dan wajahnya dengan kipas atau koran karena saking panasnya gerbong Kereta Api Ekonomi (populer disebut Kereta Langsam) dari Rangkas Bitung menuju Tanah Aban - Muara Angke pada Kamis sore (31/12/2013).
Anehnya, di atas atap tiap gerbong terpasang enam unit penyejuk udara alias Air Conditioner (AC). Udara tetap panas meski terpasang AC. Ketika Tribunnews.com mencoba mengecek dari dekat hembusan tiap unit AC, sebenarnya tak ada masalah.
Terasa hembusan tiap unit AC terasa dingin. Anehnya, dinginnya udara hanya terasa buat mereka yang duduknya persis di depan AC saja. Agak bergeser ke belakang atau sampingnya, udara terasa kembali panas.
"Gila! Ini ada banyak AC kok tetap panasnya minta ampun! Kenapa ya?" tanya seorang pria paruh baya yang mengaku bernama Abraham.
Tak lama kemudian, pertanyaan Abraham terjawab oleh penumpang lainnya. "Ya ini nih akibatnya kalau jendela semuanya dibuka? Gimana bisa dingin? Kan keluar semua (suhu dingin)," jawab seorang ibu yang tengah mengipasi anak balitanya yang terus rewel karena kepanasan.
Menurut seorang masinis kereta yang sedang melintas di gerbong tersebut, ini akibat perilaku penumpang yang belum disiplin. Saat kereta melaju dari stasiun pemberangkatan, sebenarnya kondisi jendela sudah dalam keadaan tertutup.
"Tapi di sepanjang jalan, ada saja yang buka jendela. Entah karena mau meludah atau buang sampah, tapi jendela nggak ditutup lagi," jawab sang masinis, sembari geleng-geleng kepala.
Faktor rendahnya kedisiplinan penumpang ditambah kurangnya pengawasan membuat tersedianya AC tidak banyak berarti.
Agung BS