Laporan Wartawan Wartakortalive.com, Ahmad Sabran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa pengemudi angkutan kota (angkot) di terminal Lebak Bulus dinilai sebagai buruknya sosialisasi yang dilakukan PT MRT Jakarta.
Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B (bidang transportasi) Prasetyo Edi Marsudi menilai, PT MRT tidak pernah berkomunikasi langsung dengan para pengemudi angkutan umum di Lebak Bulus.
“Harusnya tidak muncul isu-isu penutupan seperti itu, apalagi sampai demo dan membuat macet, PT MRT harusnya sosialisasi, bagaimana nasib terminal Lebak Bulus selama pembangunan,” ujar Politisi PDI Perjuangan ini, di gedung DPRD DKI, Senin (27/1/2014).
Menurutnya, kejadian penutupan terminal bus AKAP Lebak Bulus yang sempat memicu protes beberapa waktu lalu adalah juga karena minimnya sosialisasi.
Seperti diketahui, sejumlah pengemudi angkot menggelar aksi unjuk rasa di terminal dalam kota Lebak Bulus. Mereka khawatir terminal dalam kota juga ditutup untuk stasiun MRT, seperti terminal AKAP. Padahal terminal dalam kota tidak akan ditutup.