TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan sopir angkutan umum berbagai jurusan kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Terminal Lebak Bulus, tepatnya di Jalan Pasar Jumat, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2014). Mereka berunjuk rasa setelah beredar kabar rencana penutupan terminal dalam kota di Lebak Bulus oleh pengurus terminal setempat.
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya mengambil kebijakan menutup terminal antar-kota antar-provinsi terkait pembangunan dipo dipo mass rapid transit atau MRT. Kebijakan itu sempat ditolak oleh para pegawai PO Bus. Kali ini giliran para sopir angkot dalam kota yang turun ke jalan menolak penutupan terminal dalam kota.
"Ini gara-gara mau ditutup terminal dalam kotanya. Kita mengimbau pak gubernur saling menghargai lah sama angkot di sini. Jangan ditutup semua," kata Endang (45), salah satu sopir angkutan umum 106 Parung-Lebak Bulus kepada Kompas.com di lokasi, Senin (27/1/2014) siang.
Endang mengatakan, aksi unjuk rasa tersebut dimulai sejak pagi tadi. Menurutnya, jumlah sopir yang mogok bekerja mencapai ribuan orang. Endang mengaku menerima kabar rencana penutupan terminal dalam kota itu dari pengurus terminal.
"Dari bagian dalam pengurus terminal. Sama pengurus angkotnya. Karena mau ditutup makanya sekarang kita pertahankan, jangan sampai ditutup semua," ujar Endang.
Pantauan Kompas.com, petugas kepolisian mulai berjaga di depan Carrefour Lebak Bulus untuk mengatur lalu lintas. Hingga berita ini diturunkan, para sopir masih melakukan aksi unjuk rasa. Meski hujan, para sopir masih memarkirkan angkotnya di depan terminal. (kompas.com/robertus belarminus)