News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Razia di JLNT Casablanka: 29 Polisi Hadapi Ratusan Pengendara

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Subdit Penegakkan Hukum Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, Selasa (28/1/2014) merazia sepeda motor di sepanjang Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanka.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas Subdit Penegakkan Hukum Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, Selasa (28/1/2014) melakukan razia sepeda motor di sepanjang Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanka.

Pantauan Tribunnews.com, meskipun sudah ada rambu forbidden untuk roda dua dan muatan berat disana namun jalur penghubung antara Kampung Melayu - Tanah Abang atau sebaliknya ini masih belum steril dari motor.

Lantaran jumlah personel yang melakukan razia hanya 29 orang, sementara jumlah pengendara yang melintas mencapai ratusan. Alhasil banyak roda dua yang lolos dari upaya penindakan petugas di lapangan.

Beberapa upaya dilakukan pengendara roda dua demi terhindar dari perintah kepolisian untuk menghentikan laju kendaraanya. Banyak dari pengendara motor yang berputar balik arah hingga menggunakan jurus selap selip di antara mobil serta tancap gas.

Menurut Syahrul (26), seorang pengendara motor yang ditilang polisi mengatakan dirinya melanggar aturan melintas di JLNT karena jalan di bawah sangat macet dan cenderung tidak bergerak.

"Ya mau bagaimana lagi, di bawah kendaraan sudah padat. Makanya motor nekat lewat atas. Kalau seperti ini, ratusan motor lewat dan penjaganya sedikit toh, banyak juga yang lolos. Mereka nyelip2 diantara mobil dan ngebut tancap gas, justru ini membahayakan keselamatan polisi di lapangan," tutur Syahrul.

Lalu saat diminta komentarnya terkait langkah yang diambil Polda Metro Jaya ke depan dengan menempatkan personel di depan akses masuk JLNT Casablanka, menurut Syahrul hal itu tidak akan sukses.

"Percuma kalau mau taruh personel juga. Jumlah personel sama pengemudi motor saja banyakan motornya. Ini sama saja seperti denda maksimal busway, awalnya banyak motor yang takut, tapi sekarang sepertinya biasa-biasa saja," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini