TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni menyebutkan, Asido PS alias Edo (22) pelaku pembunuhan Feby Lorita (31) mengaku mendekati Feby bukan murni karena cinta.
Pemuda yang tak memiliki pekerjaan itu berniat mendekati Feby karena ingin memanfaatkan kekayaannya.
Feby memiliki materi yang terbilang cukup. Wanita berparas oriental itu juga memiliki banyak relasi bisnis yang membuat Edo tergiur.
"Edo mendekati Feby karena kekayaan dan relasi yang banyak. Edo seorang pengangguran, dia berniat mendekati Feby agar dapat pekerjaan dan penghasilan," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni di Mapolres Jakarta Timur, Senin (3/1/2014).
Bermodal mulut manis dan membantu bisnis rental mobil, Edo mulai dekat dengan Feby. Bahkan tetangga penghuni apartemen Edo dan Feby pernah melihat Edo berada di balkon unit Feby. Sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya.
Namun, di hadapan Feby, mulut manis Edo seakan kelu. Kebohongan di hadapan penghuni lain yang menyebutkan ANS sebagai istrinya dan telah memiliki seorang anak menjadi senjata makan tuan bagi Edo.
Alasan tersebut digunakan Feby untuk menolak cinta Edo yang diutarakan pada Rabu (22/1/2014) saat keduanya berjumpa di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Penolakan Feby menyulut emosi Edo dan keduanya terlibat perdebatan yang berujung pada kekerasan fisik.
"Dia duluan pukul saya, ini saya masih ada bekas cakaran. Saya dipukul pakai handphone. Saya balas juga pukul dia," kata Edo saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur.
Diberitakan sebelumnya, Feby Lorita adalah wanita yang pernah bekerja sebagai desainer (interior) di sebuah perusahaan jasa mainan anak. Dia telah menikah dengan Hendrik Sulaiman dan memiliki seorang anak perempuan berusia empat tahun.
Namun Feby diketahui telah pisah ranjang sejak tahun 2010 dan telah menjual rumahnya di kawasan Gunung Putri, Bogor, kemudian pindah ke Apartemen Comfort Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur sejak beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan keterangan para saksi, diketahui Feby sudah tak terlihat batang hidungnya sejak hari Jumat 24 Januari 2014 atau sehari sebelum mobil Nissan March F 1356 KA terparkir di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Kemudian pada hari Selasa 28 Januari 2014, pihak kepolisian mendapat laporan dari warga yang mengatakan bahwa mobil itu mengeluarkan aroma tak sedap dan setelah dibuka ada mayat dalam bagasi. Mayat wanita itu ditemukan dalam kondisi kaki dan tangan diikat dengan kabel.