TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Ratusan rumah warga di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi masih terendam banjir dengan ketinggian 30-80 centimeter. Banjir terjadi karena meluapnya Banjir Kanal Cikarang-Bekasi-Laut (Kali CBL).
Suhup, Camat Babelan mengatakan bahwa tiga desa yang masih mengalami banjir adalah Desa Setia Mekar, Kampung Tanjung Air di Desa Pantai Hurip, Kampung Setia Mekar di Desa Hurip Jaya, dan Kampung Buni Baru di Desa Buni Bakti.
"Warga yang terisolir sih nggak ada, mereka masih bisa dijangkau semua. Kami salurkan bantuan sembako lewat kepala desa masing-masing," ungkapnya, Senin (3/2/2014).
Menurut Suhup, banjir kali terbilang cukup lama, karena terjadi sejak 17 Januri 2014 lalu. Dia merinci, di Kampung Tanjung Air, Desa Pantai Hurip masih ada 66 KK yang rumahnya terendam banjir. "Ketinggian air sekitar selutut orang dewasa," tuturnya.
Sementara di Kampung Setia Mekar, Desa Hurip Jaya masih 100-an KK yang terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 20 centimeter. Demikian pula halnya di Desa Buni Bakti masih ada ratusan warga yang rumahnya terendam banjir.
"Banjir di Babelan itu karena tiga faktor. Pertama karena curah hujan yang tinggi, kedua karena luapan Kali Bekasi dan Kali CBL, ketiga karena adanya pasang laut," terang Suhup.
Kepala Dusun 2, Desa Buni Bakti, Udin mengatakan bahwa wilayah yang terendam banjir terletak di RW11, RW14, RW15, dan RW16. "Di RW 16 ini paling parah, karena letaknya paling dekat dengan Kali CBL. Sekarang ini tinggi air sekitar 80 centimeter, tapi kalau pas lagi meluapnya, tinggi air bisa sampai 2 meter," terangnya.
Di tiga RW tersebut, kata Udin, terdapat sekitar 350 KK. Menurut Udin, umumnya mereka tidak bersedia meninggalkan rumah karena sudah terbiasa. "Kalau pun mengungsi, ya menginapnya di rumah kerabatnya, bukan di pengungsian. Dianggapnya sudah biasa," kata dia.
Udin mengaku sudah menyalurkan bantuan sembako dari Pemkab setempat, namun bantuan sembako terbanyak justru datang dari elemen masyarakat lainnya. "Ini kami malah mau distribusikan susu cair siap minum. Baru saja ada bantuan yang datang," kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Bekasi, Rohim Mintareja mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi tak sanggup menanggulangi bencana banjir yang melanda wilayah pesisir utara wilayah itu sendirian. Rohim menyatakan bahwa butuh peran Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum.
"Bencana banjir ini bukan hanya masalah kami, anggaran yang ada nggak akan bisa meng-cover semuanya," kata dia.
Rohim menyatakan, Pemkab Bekasi telah menggelontorkan dana Rp1,9 miliar dari APBD untuk menanggulangi banjir di wilayah setempat. "Jumlahnya bisa bertambah, kalau status tanggap darurat diperpanjang," kata Rohim.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi, Mustakim mengingatkan Pemkab Bekasi agar anggaran penanggulan banjir itu diserap sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. "Anggarannya sudah ada, tinggal dilaksanakan," tuturnya. (Ichwan Chasani)