TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono membenarkan ada kerusakan beberapa komponen bus Trans Jakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pristono menegaskan, kerusakan itu terjadi saat proses 'shiping' atau pengapalan dari China ke Indonesia.
Seharusnya, bus-bus itu datang ke Jakarta awal Desember 2013, namun lantaran cuaca buruk, kapal baru dapat merapat akhir Desember 2013.
"Jadi selama perjalanan, air laut terciprat-ciprat ke bus itu dan pada akhirnya menimbulkan karat di beberapa bagian," ujarnya, Minggu(9/2/2014).
Pristono pun mamastikan, pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) telah mengetahui kerusakan tersebut dan bakal segera mengganti sukucadangnya dengan yang baru. Mengingat Dinas Perhubungan DKI baru melakukan 20 persen pembayaran.
"Itu sudah ada perjanjiannya Dishub dengan ATPM. Mereka juga sudah bersedia bertanggung jawab full atas kerusakan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan,rangkaian foto-foto yang menggambarkan komponen bus Trans Jakarta dan BKTB yang rusak. Rangkaian foto-foto itu menunjukan ada lima Trans Jakarta articulated dan delapan BKTB yang tidak layak.
Bus Trans Jakarta jenis articulated bus atau bus gandeng dengan nomor kendaraan B 7146 IX dan nomor seri bus AK5200, kondisi beberapa komponen tampak tidak seperti baru.
Tabung oli power steering berkarat, turbo sensor berkarat, indikator air cleaner berada di batas kuning-merah (tidak layak), pulley terbuka sehingga gemuk bocor, tabung knalpot karatan, water coolant bocor (mesin masih hidup), kompresor AC berjamur, kabel otomatis spion terpasang tak rapih, rangka kendaraan berkarat dan lain-lain.
Sementara untuk BKTB, kondisinya serupa. BKTB bernomor kendaraan B 77241 IV misalnya, instrumen dashboard tidak dibaut, kaca spion retak, tutup panel speedometer kendur, karet penutup persneling terlepas, wiring elektrikal menempel di manifolt.
Dari delapan unit BKTB yang ada di dalam foto tersebut, satu bus diketahui belum memiliki pelat nomor Polisi dan satu lagi memakai pelat kendaraan provit. (Fabian Januarius Kuwado)