News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kadishub DKI: Komponen BKTB Kendor? Kan Bisa Dikencangkan

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, mengecek kesiapan armada transportasi Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) jurusan PIK - Monas di Halte Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (7/2/2014). Sebanyak 18 armada disiapkan untuk memenuhi transportasi warga pada hari kedua setelah diluncurkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengklarifikasi pemberitaan rusaknya komponen bus transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) yang baru dibeli dan dioperasikan di Jakarta. Ia mengimbau kepada media massa dan warga untuk tidak berlebihan dalam melihat kerusakan bus-bus baru dari China tersebut.

"AC kendor, kaca spion rusak, tutup panel kendor, kok itu jadi masalah? Kalau masalah kendor doang kan bisa dikencangin dan bisa diganti. Jadi, jangan terlalu berlebihanlah," kata Pristono di Balaikota Jakarta, Senin (10/2/2014).

Menurut Pristono, segala komponen yang rusak itu merupakan komponen kecil dan ringan. Apabila komponen kecil itu rusak, tetap saja bus dapat beroperasional seperti biasanya. Asal jangan sampai mesinnya yang berkarat maupun rusak.

Selain itu, kata Pristono, kerusakan tabung oli power steering, fanbelt AC yang kendor, pulley mesin terbuka, kaca spion yang rusak, tutup panel speedometer kendor, dan instrumen dashboard yang tidak dibaut dapat diperbaiki cepat dan diganti dengan yang lebih baik. Adapun radiator yang bocor juga bisa cepat diselesaikan.

"Jadi, ini hanya minor item yang rusak, bukan major item. Seluruh tim serta ATPM (agen tunggal pemegang merek) cepat bertanggung jawab dan akan menyelesaikan semua," kata Pristono.

Ia mengatakan, bus dengan dek tinggi hanya diproduksi di Jakarta. Dua kota yang memerlukan dek tinggi hanyalah Jakarta dan Bogota. Hanya saja, bus dek tinggi di Bogota menggunakan bahan bakar solar. Adapun transjakarta menggunakan bahan bakar gas (BBG). Ia menyebutkan, perusahaan membuat bus tersebut tergantung pesanan. Melalui fakta ini pula, kata Pristono, tidak mungkin kalau komponen bus transjakarta merupakan barang bekas sebab bus itu baru ada ketika ada pesanan.

"Ini semua akan kita selesaikan dan sekali lagi tolong jangan digeneralisir," kata Pristono.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengoperasikan 90 dari 310 bus transjakarta dan 30 dari 346 bus baru untuk bus kota terintegrasi busway. Namun, sebanyak 5 bus transjakarta dan 10 BKTB mengalami kerusakan pada sejumlah komponennya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini