TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian menduga kuat pelaku pembunuhan terhadap Muslim Azhuri (65), guru agama pegawai negeri sipil (PNS) yang ditemukan bersimbah darah di rumahnya di Jalan Al Muslihun, Gang Riman, RT 7/10, No 14, Kelurahan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2/2014) pukul 04.00 lalu, adalah orang dekat.
Walaupun begitu, sampai Senin (17/2/2014) polisi belum juga berhasil mengungkap kasus ini dan membekuk pelaku pembunuhan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, menjelaskan, dugaan bahwa pelaku pembunuhan orang dekat setelah pihaknya memeriksa 12 saksi dan melakukan olah TKP sedikitnya 4 kali.
Menurutnya tingkat kesulitan mengungkap kasus ini makin besar karena pelaku diduga kuat adalah orang dekat korban. "Karena diduga pelakunya orang dekat, maka makin sulit untuk mengungkapnya," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (17/2/2014).
Sebab, kata Rikwanto, saat ini ada gerakan tutup mulut dari orang-orang di sekitar korban baik lingkungan ataupun keluarga dan kerabat. "Karena diduga orang dekat, maka bisa ada gerakan tutup mulut dari mereka," kata Rikwanto.
Seperti diketahui Muslim Azhuri (65), ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Jalan Al Muslihun, Gang Riman, RT 7/10, No 14, Kelurahan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2/2014) pukul 04.00 lalu.
Muslim terluka bacok di bagian lehernya, tangan dan kaki dan luka bacok di perut hingga ususnya terburai. Kematian Muslim bertepatan dengan hari lamaran anak keduanya Chaerunnisa (30).
Di lokasi kejadian polisi mengamankan golok bersimbah darah dan kawat yang diduga digunakan pelaku untuk menghabisi korban. Karena tidak ada barang berharga korban yang hilang, sejak awal polisi menduga kuat, Muslim tewas dibunuh.
Polisi lalu menyimpulkan pembunuh Muslim adalah orang dekatnya. "Pembunuh guru agama itu diduga kuat orang dekat," kata Rikwanto.
Dari hasil visum rumah sakit, kata Rikwanto, walau banyak luka bacok di leher dan perutnya, penyebab tewasnya korban adalah benturan benda tumpul di belakang kepala.
Karenanya diduga, setelah korban tewas pelaku membacok tubuh yakni leher dan perut korban untuk memastikannya tewas.
Ia mengatakan motif pembunuhan akan dapat diketahui jika pelaku berhasil dibekuknya.
Walaupun sulit, kata Rikwanto, polisi akan terus berupaya menelusuri dan mendalami kasus ini hingga terungkap.
Diharapkan kasus ini dapat terungkap dengan sejumlah fakta dan informasi serta barang bukti yang sudah didapat polisi. "Kami tetap berupaya semaksimal mungkin mengungkapnya," katanya.
Menurutnya ada 12 saksi yang sudah diperiksa polisi dalam kasus ini. Mereka adalah kerabat, keluarga serta tetangga korban. "Saksi yang sudah diperiksa bisa saja diperiksa lagi, jika penyidik mengganggap masih memerlukan keterangannya," kata Rikwanto.
Selain itu, katanya, polisi sudah melakukan olah TKP sedikitnya sebanyak 4 kali.(bum)