News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alat Sadap di Rumah Jokowi

Jokowi Rahasiakan Pihak yang Mengancam Dirinya

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi (tengah)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pengawal Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi bertambah sedikitnya tiga orang. Sebelumnya, Jokowi selalu dikawal dua anggota Brimob dan sejumlah petugas keamanan dari Pemprov DKI.

Jokowi mengakui adanya penambahan jumlah pengawal tersebut. Namun ia tak mau menjelaskan jumlah pengawalnya. "Dilihat saja sekarang ada berapa," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (21/2/2014).

Jokowi mengakui penambahan pengawal dilakukan lantaran ada ancaman. Namun mantan Wali Kota Solo ini enggan menjelaskan detail ancaman tersebut. "Kalau ada penambahan pengawal, tidak usah dikasih tahu lagi alasannya. (Pengawal) Ditambah itu berarti kami ingin merasa aman," ucap Jokowi.

Sejak awal tahun 2014, ada penambahan pengawal Jokowi. Setidaknya ada tiga wajah baru yang rutin mendampingi Jokowi.

Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto menjelaskan bahwa polisi mengawal Jokowi dalam urusan kedinasan sebagai Gubernur DKI. Sedangkan penjagaan rumah dinas Jokowi, kata Rikwanto, sepenuhnya dilakukan oleh tim dari Pemprov DKI.

Oleh karena itu, menurut Rikwanto, penemuan alat sadap di rumah dinas Jokowi berada di luar kewenangan polisi. "Pengamanan polisi hanya untuk urusan kedinasan Gubernur saja," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya di Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2014).

Lebih jauh Rikwanto menjelaskan, begitu terpilih menjadi Gubernur DKI, Jokowi segera mendapat pengawalan dua anggota Brimob. Pengawalan yang sama juga dilakukan terhadap Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Saat berbicara kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jumat siang, Jokowi meminta kepada media agar tidak membesar-besarkan isu penyadapan terhadap dirinya. "Tidak usah digede-gedein lah, stop lah. Tidak usah digede-gedein," ujar Jokowi.

Jokowi mengaku telah meminta kepada internal partai, yaitu PDIP, agar tidak membeberkan upaya penyadapan terhadap dirinya. "Saya sebetulnya hanya ngomong (memberi tahu ada alat sadap di rumah dinasnya). Jangan digede-gedein, jangan diributin karena hasil sadapannya paling juga tidak ada isinya," kata Jokowi.

Hingga kemarin, Jokowi juga tidak melapor ke polisi ihwal penemuan alat sadap di rumah dinasnya. (Tribunnews/nicolas timothy/budi malau)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini