TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penyiksaan anak-anak kerap kali terjadi. Kini sekitar 37 anak yang berada di Panti Asuhan Samuel, Tangerang, Banten kerap kali mendapatkan siksaan dari pemilik panti.
Siksaan yang diduga sering dilakukan oleh Samuel Watulingan dan Yuni Winata terhadap anak-anak yang tinggal di panti miliknya antara lain pemukulan, tidak diberi makan hingga dikurung di dalam kandang anjing.
Praktisi Hukum Hermawi Taslim mengungkapkan, kejadian seperti ini terjadi karena saat ini sangat mudah pemberian izin untuk mendirikan panti asuhan.
"Apalagi kalau panti asuhan itu didirikan di kawasan elite, yang harga rumahnya miliaran rupiah, pasti gampang sekali perizinannya. Selain itu kenapa kasus-kasus seperti ini sering terjadi, itu karena adanya pembiaran dari masyarakat, kurang peduli, apalagi di lingkungan elite yang saling tertutup antar tetangga," kata Hermawi, Selasa (25/2/2014).
Hermawi berharap, anak-anak di Panti Asuhan Samuel perawatan dan perlindungannya segera diambil alih oleh pemerintah daerah. Untuk pemilik panti segera diproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Ini saat yang tepat untuk pemerintah daerah melakukan inspeksi baik itu ke panti asuhan ataupun rumah singgah di wilayah mereka. Selain itu pelajaran lain yang bisa diambil adalah pemerintah sebaiknya memperketat pemberian izin untuk pendirian panti asuhan dan sejenisnya," lanjutnya.
Semantara itu, pekerja sosial Maria Wardani melihat apa yang terjadi di Panti Asuhan Samuel adalah bentuk dari tindakan eksploitasi anak. Menurutnya pemilik panti asuhan ingin mengambil keuntungan pribadi dengan memanfaatkan anak-anak tersebut.
"Anak-anak asuh ini secara tidak langsung dibunuh secara perlahan-lahan, dengan disiksa, diberi makanan kadaluarsa. Pemilik panti asuhan ingin mengambil keuntungan dari donasi yang disumbangkan oleh para donatur.
Bentuk penyelewengan yang dilakukan adalah dengan tindakan kekerasan, tidak memberikan makan dengan wajar," paparnya.
Kasus penyiksaan di Panti Asuhan Samuel berhasil terungkap ketika tujuh anak yang tinggal di panti tersebut berhasil melarikan diri dari rumah. Mereka kabur ketika Samuel dan istrinya sedang pergi ke mal.