Tribunnews.com, Jakarta - Ahmad Imam Al Hafitd (19), pembunuh Ade Sara Angelina Suroto (19) "berani" datang ke RSCM, tempat jenazah korbannya disemayamkan. Dia juga menuliskan ucapan duka cita di akun twitternya, @HafitdASO.
Kriminolog Univeristas Indonesia Bambang Widodo Umar menilai, pelaku datang ke tempat korban disemayamkan bukan untuk mencari alibi. Sebab, alibi dibuat pelaku kejahatan hanya pada saat kejadian, untuk menunjukkan pelaku tidak pernah berada bersama korbannya.
"Kalau alibi, dia mencari momen lain seakan-akan dia tidak ada di momen itu," ujar Bambang, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Sabtu (8/3/2014).
Menurut Bambang, Hafidt melayat ke rumah duka di RSCM karena hendak menunjukkan dirinya ikut bersimpati dan mengucapkan belasungkawa. Dengan begitu, tidak ada yang mencurigainya sebagai pelaku pembunuhan Ade Sara.
Bambang menilai, kasus kejahatan yang dilakukan pasangan kekasih Hafitd dan Assyifa terlalu terang dan mudah diketahui. Alibi mereka tidak ada karena modus mereka mudah ditelusuri.
Meski Hafitd dan Assyifa sudah merencanakan pembunuhan itu seminggu sebelumnya, Bambang berpandangan, perencanaan keduanya tidak matang.
"Karena dia menggunakan handphone, lalu mengajak korban ketemuan. Kalau orang berencana matang, dia tidak akan tunjukkan komunikasi langsung. Sehingga orang tidak akan tahu, siapa orang terakhir yang bersama mereka. Jadi kalau menurut saya tidak rapih," ujar Bambang.
Sara yang merupakan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) ditemukan tak bernyawa di Tol Bintara, kilomter 41, Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (5/3/2014). Pembunuh Ade Sara terungkap, yakni mantan kekasihnya, Ahmad Imam Al Hafitd (19), dan kekasihnya, Assyifa Ramadani (19).
Hafitd tertangkap saat melayat di rumah duka RSCM, sementara Assyifa di Jakarta Timur.