TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berdasarkan pengakuan tersangka EA, alasan kelompoknya menggunakan umpan gadis muda atau 'cabe-cabean' agar lebih mudah mengelabui pelaku di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara.
"Kalau pakai cewek kan gampang. Apalagi sekarang lagi terkenal bahasa cabe-cabean. Jadi si FAS bertugas merayu calon korban dan mengajaknya ke tempat sepi," katanya ditemui di Mapolsektro Tamansari, Rabu (26/3/2014).
FAS sendiri saat ini masih berstatus pelajar SMP di Jakarta. Ia merupakan kekasih EA.
EA mengaku, keterlibatan FAS dalam kelompoknya tidak ada unsur paksaan sama sekali. "Saya tidak pernah ajak dia. Dia yang mau sendiri. Katanya untuk membantu saya," kata EA.
Tersangka lainnya, S, mengaku kelompoknya telah melakukan kejahatan serupa sebanyak tujuh kali dengan modus yang sama.
"Biasanya sasaran kita para pelajar juga yang nongkrong di Kota Tua. Si FAS ini tugasnya merayu mereka. Kalau keadaan sudah sepi, kami datang dan langsung meminta harta korban," kata pria yang juga berprofesi sebagai pengamen di kawasan Kota Tua.
Pada saat meringkus pelaku, polisi mengamankan empat buah handphone jenis blackberry dan Nokia, uang Rp135 ribu, sebilah clurit dan satu buah plat besi ujung runcing menyerupai pisau.
Tiga pelaku saat ini mendekam di Tahanan Mapolsektro Tamansari, sedangkan satu pelaku lain FAS berada di rutan pondok bambu Jakarta Timur. "Pelaku kami kenai pasal 365 dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara," ungkap Ferio. (Feryanto Hadi)