News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mulai Konstruksi, PT MRT Berkoordinasi dengan Ditlantas Polda

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan Terminal Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2014). Terminal Manggarai akan terintegrasi dengan Stasiun Manggarai dan juga akan terintegrasi dengan kereta rel listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT), dan Monorel. Pembangunan Terminal tersebut sudah terlihat 80 persen. Warta Kota/angga bhagya nugraha

Laporan Wartawan Wartakota, Budi Sam Law Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Dono Boestami, menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Ditlantas Polda Metro Jaya dan Dishub DKI mengenai rencana skala besar proyek MRT yang akan dimulai akhir pekan pertama April 2014.

Ia membantah pihaknya tidak melakukan koordinasi secara baik dengan Ditlantas Polda Metro Jaya.

"Sudah ada koordinasi, oleh karenanya Jumat nanti, kami bersama Ditlantas Polda Metro Jaya dan Dishub DKI akan konferensi pers bersama mengenai hal tersebut," kata Dono saat dihubungi Warta Kota, Senin (31/3/2014) malam.

Sebelumnya Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Nurhadi Yuwono, menjelaskan, sampai Senin (31/3/2014), pihaknya belum juga menerima informasi secara detail dari PT MRT Jakarta, mengenai rencana proses pembangunan proyek sarana transportasi massal yang akan memasuki tahap konstruksi dan skala besar, pada akhir pekan pertama April 2014 mendatang.

Menurut Nurhadi, informasi detail dan rinci mengenai teknis proyek, terutama kapan dan bagaimana pendistribusian material dilakukan di seputar proyek serta bentuk pengerjaaan apa yang dilakukan setiap harinya, sangat penting diketahui pihaknya, agar polisi dapat merencanakan bagaimana bentuk pengawalan yang dilakukan serta bentuk dan konsep rekayasa lalin apa yang akan diterapkan.

"Pihak MRT sampai sekarang belum menginformasikan tentang proses pembangunan skala besarnya kepada kami. Padahal ini penting untuk memudahkan kami dalam membuat konsep rekayasa lalinnya, supaya meminimalisir kemacetan," papar Nurhadi.

Karenanya, kata Nurhadi, bentuk dan konsep rekayasa lalin yang akan diterapkan pihaknya masih terkendala dengan belum adanya informasi rinci dan detal mengenai teknis proyek tersebut.

Menurut Nurhadi, ia berharap aktifitas proyek lebih banyak dilakukan malam hari di saat kepadatan kendaraan di sepanjang jalur yang dilintasi proyek MRT mulai lengang.

Ini agar kemacetan parah pada jam-jam sibuk yakni pagi dan sore hari serta di siang hari pada jalur yang dilintasi proyek MRT tidak terjadi.

Nurhadi menegaskan pihaknya sudah memanggil pihak MRT untuk berkoordinasi serta menanyakan proses rinci pembangunan skala besar MRT ini.

"Kami sudah memanggil mereka (PT MRT-Red) untuk koordinasi tentang teknis pembangunannya terutama distribusi material. Tapi mereka belum bisa menjawab pertanyaan kami mengenai rincian yang akan dilakukan," kata Nurhadi.

Nurhadi berharap dalam waktu dekat ini PT MRT menyiapkan rincian rencana proses pembangunan agar pihaknya dapat menyusun konsep rekayasa lalin yang diperlukan dan efektif untuk mencegah kemacetan.

"Yang kami inginkan, misal proses pengerjaan pukul 22.00 hingga 05.00 pagi, maka diantara jam itu untuk pendistribusian material bangunan juga ditentukan. Selain itu dikirim dari mana dan lewat mana material itu juga harus ada rencana teknisnya," kata Nurhadi.

Hal penting lain yang harus diketahui pihaknya, kata Nurhadi, dimana bongkar muat material dilakukan, serta bagaimana dan seperti apa teknis rincinya.

"Kami perlu tahu informasi rencana-rencana itu dari penanggung jawab proyek. Supaya kami bisa memberikan konsep pengamanan lalin, termasuk bentuk rekayasa lalin yang tepat untuk diterapkan," kata Nurhadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini