News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kadisdik DKI: Ada Cabe-cabean di Sekolah? Masak Sih

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lasro Marbun

Tribunnews.com, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Lasro Marbun mengaku tidak mengetahui adanya "cabe-cabean". Dia  terkejut ketika mengetahui "cabe-cabean" merupakan anak-anak di bawah umur yang menjual diri, bahkan ada yang masih sekolah.
 
"Masak sih? Saya baru dengar istilah "cabe-cabean". Kalau memang benar ada laporan itu, saya cari tahu sekolah mana saja yang punya anak didik seperti itu," kata Lasro kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2014).
 
Menurut dia, di dalam kegiatan belajar-mengajar, tak hanya pelajaran formal yang penting diberikan kepada peserta didik. Namun, pendidikan moral dan agama juga penting ditanamkan pada peserta didik mulai dari usia dini.

Pembelajaran ini merupakan tugas dan tanggung jawab orangtua serta guru. Orang tua, kata dia, wajib membimbing anak-anak dari rumah dan lingkungan. Sebab, pergaulan sekitar berpengaruh kepada gaya hidup peserta didik.

Kemudian, di sekolah, Lasro mengingatkan kepada seluruh guru untuk melaksanakan instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yakni  menyerukan semboyan kebangsaan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, misalnya "Indonesia Merdeka" atau semboyan lainnya. Lasro meyakini cara tersebut dapat menumbuhkan semangat kebangsaan di dalam diri peserta didik maupun memperkokoh jati diri.

"Saya bilang ke teman-teman pendidik, kalau kita ini tidak melulu mengejar prestasi dan materi. Kita harus bisa menjadi contoh peserta didik, karena mereka haus akan idola dan sosok panutan. Upaya itu harus dapat dimulai dari kita, dari kepala dinas," kata Lasro.

Selanjutnya, ia mengimbau kepada para orangtua murid untuk terus mengawasi dan memonitor penggunaan handphone pada anak-anaknya. Seiring kemajuan teknologi yang pesat, anak-anak dengan mudah mengakses berbagai situs melalui handphone mereka. Jangan sampai, mereka mengakses situs yang tidak sesuai dengan usia mereka.

Dengan adanya fenomena "cabe-cabean" ini, ia tidak akan membuat kebijakan baru dengan menambah waktu dan jam pelajaran agama. Hanya saja, peran orangtua dan guru sebagai orangtua di sekolah harus ditingkatkan. Apabila nantinya ia telah mengetahui sekolah-sekolah mana saja, yang peserta didiknya menjadi "cabe-cabean", ia akan melakukan pendekatan moral terlebih dahulu kepada sang peserta didik tersebut.

"Kalau memang sudah ada bukti dan memang kelakuannya cenderung parah, ya sudah tidak ada ampun lagi. Jangan sampai pendidikan kita dibangun dengan kompetensi dan moral seburuk itu," ujar Lasro.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini