TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, mengusulkan agar edukasi tentang kesehatan reproduksi sudah diberikan kepada anak sejak usia dini.
Pengetahuan soal kesehatan reproduksi berguna untuk mencegah kejadian serupa dengan kasus pelecehan seksual pada AK, di waktu mendatang."Anak sudah harus diberikan pengetahuan kesehatan reproduksi sesuai dengan usianya," ujar Linda saat ditemui Kompas.com di kantornya, Rabu (16/4/2014).
Menurut Linda, cara mengajari anak usia dini tentang biologis, sebaiknya dimulai dari perbedaan jenis kelamin. Agar anak bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan. Pengetahuan seperti ini, bisa diajarkan oleh orangtua pada anak dengan bahasa yang sederhana.
Mengedukasi anak soal alat kelamin dan seks, bukan berarti mengekspos mereka pada hal-hal bersifat pornografi, asalkan cara penyampaian dan istilah yang digunakan dikemas sesuai aturan dan usia anak. Menurut Linda, upaya ini bertujuan agar anak dapat menjaga diri sendiri terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
"Anak bisa menahan diri dengan orang asing, ia (anak) bisa melawan. Anak bisa diajarkan bereaksi," kata Linda.
Lebih lanjut, Linda mengatakan bahwa orangtua di luar negeri dinilai lebih protektif. Selain itu, ketentuan perlindungan anak di negara lain juga lebih tegas dibandingkan di Indonesia.
Salah satu staf Linda memberi contoh, pada salah satu negara, pernah ada orang memotret anak kecil yang sedang bersama ibunya. Lalu, orangtua si anak merasa tindakan orang tersebut mengganggu anaknya. Kemudian, si orangtua komplen kepada orang yang mengabadikan gambar anaknya.
Maka dari itu, Linda menganjurkan agar peraturan atas perlindungan anak di Indonesia harus lebih ditegakkan!
Sebelumnya diberitakan, AK, siswa TK JIS, mengalami pelecehan seksual oleh dua petugas kebersihan di toilet sekolahnya. AK sempat takut untuk ke toilet karena kerap disekap oleh pelaku, untuk kemudian melakukan tindakan asusila.
Akibat hal tersebut, AK didiagnosis terkena virus herpes. Selain itu, AK trauma sampai sering mengigau karena terus teringat kejadian buruk yang menimpanya itu. Kedua pelaku pelecehan seksual di TK JIS ini adalah dua karyawan yang dipekerjakan oleh PT ISS.