News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pasar Senen Terbakar

Kebakaran Pasar Senen Ludeskan Stok Dagangan Lebaran

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pedagang Pasar Senen usai kebakaran.

TRIBUNNEWS.COM, SENEN - Muka pucat tak berdaya terpancar dari wajah Vivi Sumantri (30), seorang pedagang pakaian muslim dan beberapa peralatan rumah tangga di lantai dasar Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Senen Blok III, Senen, Jakarta Pusat ketika mengetahui semua barang dagangannya habis karena kebakaran.

Padahal, seminggu lalu, dia baru memasukan stok barang dagangannya yang terletak di lantai dasar pasar dengan tiga lantai itu. Uang tabungan Rp150 juta dikeluarkannya untuk persiapan menjual barang dagangan menjelang bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah.

Namun, apa mau dikata, musibah kebakaran membuat dia kehilangan semua barang dagangannya yang baru dibeli dari kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Saya udah ga bisa ngomong apa-apa. Air sudah sampe abis. Soalnya semua barang dagangan saja abis. Saya ngga bisa nyelamatin barang dagangan karena kumpulan asap yang besar dan dilarang oleh pihak kepolisian untuk masuk ke dalam area pasar," kata wanita yang sudah berjualan di Pasar Senen Blok III selama 11 tahun itu.

Ibu dari dua anak itu mengatakan bahwa penghasilan berjualan di Pasar Senen memang tidak ada matinya. Walaupun, kondisi pasar sudah sangat memprihatinkan. Hanya bertumpu menjadi pedagang di Pasar Senen, setiap bulannya dia bisa mengantongi omzet keuntungan sebesar Rp15 juta sampai Rp20 juta.

Sedangkan ketika lebaran, pihaknya bisa meraup keuntungan sebesar Rp30 juta sampai Rp50 juta per bulan. "Kalau keuntungan bersih sehari cuma antara Rp5 juta sampai Rp7 juta. Tapi, saya kan juga harus bayar kontrakan kios setahun Rp15 juta," kata wanita berjilbab itu.

Wanita yang tinggal di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat itu mengaku mengetahui peristiwa kebakaran sejak pukul 05.00. Setelah mendengar kabar tersebut dirinya langsung mengecek keberadaan kiosnya. Namun, yang didapatkan adalah api sudah meluas.

"Ada nelpon setengah lima bilang kalau ada kebakaran. Setelah Azan sudah sampai tapi asap udah ngebul. Saya ga berani masuk," tuturnya.

Kios dengan luas 2 meter x 2 meter itu, kata dia, membayar biaya retribusi bulanan sebesar Rp400 ribu. Itu berbeda dengan harga kontrakan yang dia bayarkan per tahun. Menurutnya, pihak PD Pasar Jaya sudah memberikan sosialisasi terkait revitalisasi pasar yang dibangun sejak tahun 1974 itu.

Namun, persoalannya adalah belum ada tempat relokasi sementara para pedagang untuk berjualan. "Sudah ada sosialisasi, kendala penampungannya belum ada. Pedagang mau-mau aja. Asal ada penampungan. Kalau ga ada mau jualan kemana," pungkasnya.(Bintang Pradewo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini