TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Raut wajah Gugum yang semula santai mulai berubah saat alur cerita mulai memasuki detik-detik pembantaian sadis yang dilakukannya.
Gugum pun mengklarifikasi bahwa amarahnya memuncak bukan karena Yanti tidak merestui hubungan mereka.
"Saya marah bukan karena disuruh putus, bukan karena lamaran nikah saya ditolak, bukan karena saya dikatain pengangguran. Saya marah sekali karena ibu Dewi menghina keluarga saya," kata Gugum.
Selasa (29/4/2014) pagi, Dewi sempat mampir ke rumah Gugum dan berpesan bahwa Yanti ingin pergi ke pegadaian untuk menggadaikan emas miliknya.
"Saya diminta mengantar sekitar pukul 11.00, tapi saya bilang saya nggak bisa jam segitu. Akhirnya saya baru datang jam 12.00, lalu makan siang bersama dengan keluarga Dewi," katanya.
Usai bersantap bersama Yanti, Dukut, Pasetyo, dan nenek Dewi, Gugum pun menbantu Yanti beres-beres di dapur. "Neneknya Dewi pulang, Prasetyo dan bapaknya Dewi naik ke atas," kata Gugum.
Di dapur, terjadilah beberapa topik percakapan. "Ibu Dewi mulai buka omongan soal kerjaan saya. Saya ceritakan kalau saya sudah masukkan lamaran ke RSUD Tangerang, tapi belum ada respon," kata Gugum.
Dari urusan pekerjaan, Gugum pun mulai membuka omongan soal hubungannya dengan Dewi. "Saya tanya: Tante, apa hubungan saya dan Dewi masih boleh diteruskan? Lalu ibunya jawab: Bukan nggak boleh Gum. Tapi kita lihat fakta saja. Kamu kan belum kerja. Hidup itu kan nggak makan dari cinta saja," kata Gugum.
Saat itu, lanjut Gugum, emosinya masih stabil. Namun, perasaannyan langsung rusak saat mendengar omongan Yanti berikutnya.
"Ibunya bilang lagi: Keluarga kamu ini kan nggak jelas Gum. Tante sih nggak munafik. Kalau ada laki-laki mapan lain yang mau nikahkan Dewi, ya insyaallah tante nikahkan," kata Gugum dengan suara yang mulai bergetar.
Gugum mengakui, raut wajahnya berubah saat mendengar kalimat 'keluarga kamu nggak jelas'.
"Mas, saya rela diinjak-injak. Saya masih bisa tahan harga diri saya jatuh. Tapi kalau sudah bawa-bawa keluarga, itu urusan lain. Saya nggak bisa terima," kata Gugum yang mulai berlinang air mata.
Usai membahas masalah dengan Dewi, Yanti pun lalu mengalihkan pembicaraan tentang rencana ke pegadaian, lalu masuk ke kamar mandi.
Saat itulah Gugum yang sudah gelap mata lansung mencari alat untuk menghabisi Yanti. "Begitu ibu Dewi keluar dari kamar mandi, langsung saya pukul dengan kunci inggris mas. Waktu Peasetyo turun karena dengar suara berisik, langsung saya pukul juga tanpa mikir apa-apa, Mas," kata Gugum yang suaranya mulai berat.
Ketakutan akan dilaporkan ke polisi karena membunuh dua orang, Gugum pun segera naik ke atas untuk mencari Dukut.
"Saya takut dipolisikan, Mas. Makanya, saya bunuh juga bapaknya," ujar Gugum dengan suara tertahan lalu meneguk air putih. Wajahnya pucat pasi, tidak kuat lagi menyelesaikan kisah perbuatannya yang kejam itu. (Banu Adikara)