TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Kamis (19/6/2014), mengumumkan dimulainya proses penyiapan koridor Sisingamangaraja–Bundaran Senayan sebagai jalur transisi dari jalur layang menuju ke jalur bawah tanah (underground).
Sebagai jalur transisi, koridor ini bakal mengalami perubahan lajur lalu lintas secara permanen dengan berkurangnya satu lajur dan TransJakarta yang digunakan bersama kendaraan pribadi.
Lokasi persis jalur transisi ini adalah di Jalan Sisingamangaraja menjelang Bundaran Senayan tempat berdirinya Patung Pemuda Membangun.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan sebagai konsekuensi dari persiapan tersebut, pihaknya akan segera memulai kegiatan relokasi, dan penanaman kembali pohon di area median jalan Sisingamangaraja dan diikuti dengan pengupasan median jalan. Pekerjaan ini akan dimulai Jumat (20/6/2014).
Pada tahapan pekerjaan ini akan dilakukan rekayasa lalu lintas berupa jalur TransJakarta di sisi Barat (arah Bundaran HI) akan digabung dengan jalur kendaraan pribadi (Mix Use), dan jalur hijau/pemisah jalur cepat lambat yang telah selesai dibeton akan dibuka dan dimanfaatkan untuk lajur lalu lintas.
Dengan demikian, jumlah lajur di jalan Sisingamangaraja (dari depan taman mataram sampai dengan Bundaran Senayan) akan menjadi 3 lajur pribadi dan 1 lajur yang digunakan bersama antara bus TransJakarta dengan kendaraan pribadi.
Jumlah lajur ini akan berlaku secara permanen sampai selesainya proyek MRT Jakarta. Sedangkan di sisi Timur (arah Blok-M), akan dilakukan pelebaran jalur lambat dengan melakukan pengupasan sebagian trotoar.
Selama pelaksanaan pekerjaan ini, tidak terjadi perubahan jumlah lajur lalu lintas karena penutupan 1 lajur lambat akan dibarengi dengan pembukaan jalur greenbelt/pemisah jalur cepat lambat yang telah selesai dibeton
Dengan begitu, jumlah lajur dari arah utara ke selatan di daerah ini tetap 4 lajur untuk kendaraan pribadi dan 1 lajur untuk bus TransJakarta.
Setelah pekerjaan pelebaran jalur lambat di sisi Timur selesai pada 25 Agustus 2014, selanjutnya akan dilakukan penyesuaian lalu lintas di jalur ini menjadi 3 lajur pribadi dan 1 lajur bersama bus TransJakarta dan kendaraan pribadi seperti di sisi Barat.
Hal ini perlu dilakukan untuk pelaksanaan konstruksi MRT Jakarta di area median jalan. Pekerjaan di area median jalan ini merupakan persiapan mobilisasi pemancangan soldier pile di bagian tengah.
Direktur Utama MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan bahwa pekerjaan pemancangan soldier pile merupakan kelanjutan dari pekerjaan pengupasan jalur hijau yang sudah dilakukan sejak pertengahan Desember tahun kemarin.
”Dengan selesainya pekerjaan pengupasan jalur hijau kini pekerjaan bergeser menuju area median jalan dan trotoar di wilayah jalan Sisingamangaraja. Dan jalur pengganti lalu lintas kendaraan sudah tersedia pada saat dilakukannya penutupan median jalan di wilayah Sisingamangaraja,” jelas Dono Boestami dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Jumat (20/6/2014).
Lebih lanjut dikatakannya, meski jalur pengganti lalu lintas sudah tersedia, tidak menutup kemungkinan bahwa akan tetap terjadi kemacetan di sepanjang Jalan Sisingamangaraja.
“Kami mengimbau kepada segenap pengguna lalu lintas di wilayah tersebut untuk mohon bersabar dan tetap berhati–hati, serta mengikuti petunjuk rambu dan arahan petugas,” ujar Dono.
Dono Boestami menambahkan, “kami akan berupaya dan berkoordinasi semaksimal mungkin bersama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya, serta bersama instansi terkait lainnya untuk mengurangi dampak kemacetan yang ditimbulkan.”