News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kronologis Pembunuhan Mahasiswa Usahid Versi Pelaku

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teguh M Iksan (24) pelaku pembunuh mahasiswa Usahid saat di Mapolsek Duren Sawit, Jaktim, Kamis (18/9/2014).

Laporan Wartawan Warta Kota, Mohammad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teguh M Iksan (24), pelaku yang membunuh mahasiswa Universitas Sahid (Usahid), Lesmana Satria (20), Jalan Lembah Palem 8 RT 09/09, Kelurahan Pondokkelapa, Durensawit, Jakarta Timur, Rabu (17/9/2014) siang, mengaku sebelumnya berencana mencuri laptop korban.

Teguh mengaku, awalnya sudah lama tidak bertemu dengan kakak korban, Rama (24), yang merupakan temannya sewaktu SMP. Lalu tiba-tiba ia bertemu di media sosial dan melakukan obrolan melalui fasilitas chatting.

"Saya ngobrol-ngobrol biasa dan akhinya saya diajak ketemuan dan nginep di rumah Rama," kata Teguh, ditemui di Mapolsek Duren Sawit, Kamis (18/9/2014) pagi.

Saat bertemu di rumah Rama, ia mengaku tidak ada niat mencuri. Namun, ketika melihat laptop milik adiknya, Lesmana, timbul keinginan untuk memilikinya.

Ia mengaku butuh uang karena tidak memiliki pekerjaan. Karena itu ia ingin mencuri laptop tersebut untuk dijual kembali. Terlebih, ia merasa ada kesempatan, karena Rama mengajak menginap di rumahnya tersebut.

"Tadinya saya cuma mau ambil laptopnya. Makanya pas nginep malam hari, saya pura-pura mau ambil air minum di dapur. Lalu saya curi kunci rumahnya," katanya.

Kunci itu, lanjutnya, rencananya digunakan untuk masuk ke dalam rumah korban, saat seluruh penghuninya ke luar. Lalu pada Rabu (17/9/2014) sekira pukul 11.00, pelaku diantar kakak korban, Rama (24) kembali ke rumahnya di kawasan Malaka Sari Durensawit.

"Tapi itu saya pura-pura pulang. Saya langsung balik lagi ke rumahnya, buat nyuri laptop," kata Teguh.

Namun, ternyata, sekembalinya tersebut, korban masih berada di rumahnya. Teguh pun memilih untuk menunggu korban meninggalkan rumah.

"Saya tunggu sejam, tapi dianya (Lesmana -red) nggak ninggalin rumah juga. Akhirnya saya masuk ke rumah. Si Lesmana yang bukakan pintu. Saya bilang mau ketemu kakaknya lagi. Saya nunggu di kamar atas," katanya.

Di lantai dua tersebut, Lesmana lebih memilih bermain laptop yang hendak dicuri Teguh. Namun, Teguh mengaku bingung mencari cari untuk mencuri laptop tersebut. Akhirnya ia memilih untuk meminjam uang kepada Lesmana.

"Saya minjam Rp600 ribu sama dia. Tapi dia malah marah-marah. Bahkan sampai ngomong kasar ke saya," katanya.

Omongan kasar tersebut, sempat berlangsung lama. Teguh pun semakin sakit hati. Akhirnya, ia mengambil pisau di dapur dan menyelipkannya di dalam celana.

"Saya taruh di celana, saya langsung ke atas lagi. Saya nggak pakai ngomong lagi, saya tusuk leher kanannya, lalu perutnya," ujarnya.

Saat itu, Lesmana pun berteriak minta tolong. Bahkan, Lesmana sempat memberikan perlawanan. Teguh semakin gelap mata.

Ia kembali menghunuskan pisau paha kanan, serta lengan kiri. Bahkan, korban sempat menahan pisau menggunakan tangannya. Sampai pisau tersebut, melengkung.

"Habis saya tusuk, saya langsung cekik dia. Saya disitu sudah panik. Apalagi ada tetangganya yang masuk ke dalam rumah," katanya.

Saat itu, Laila Fitria (35), memergoki Teguh sedang menghabisi nyawa Lesmana. Fitria pun teriak dan sempat memberikan perlawanan.

"Saya langsung cekik tetangganya yang datang itu. Sampai jatuh ke kasur. Karena takut warga berdatangan saya langsung kabur, turun ke bawah," katanya.

Namun beruntung, setibanya ke luar rumah, warga sudah berdatangan. Teguh pun langsung ditangkap dan sempat dipukuli warga. Kemudian, Teguh langsung diserahkan kepada pihak kepolisian.

"Saya cuma butuh uang buat makan. Saya nggak kerja apa-apa. Saya punya anak dan satu anak usia 3 tahun, tapi sudah cerai. Selama ini saya tinggal sama orangtua di Malaka," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini