“Gue milih-milih juga. Kalau bayaran standar dan orangnya gue gak suka, gue tolak," ujarnya.
Menurut Nia, beberapa rekannya melakoni hal yang sama dengannya.
“Tapi gue gak mau dibilang PSK. Gue milih orang dan liat orang, sama bayarannya juga tentunya,” kata dia.
Ia mengatakan biasanya transaksi seks akan dilakoninya usai IIMS berakhir.
“Kenalnya memang di IIMS, tapi jalannya setelah IIMS kelar dong,” katanya. Alasan dia, selama kontrak menjadi SPG di IIMS, mereka tak boleh absen selama 11 hari itu. “Kalau bolong sehari, potongannya lumayan gede, sampai Rp 2 juta,” kata dia.
Nia sudah menjadi SPG di IIMS untuk yang kedua kalinya.
“Tahun lalu juga jadi SPG di sini. Beberapa temen direkrut jadi model, tapi gue belum. Teman lain ada yang jadi simpanan pejabat juga,” ungkapnya. (Tribunnews/TEDP.)