Tribunnws.com, Jakarta - Santoso, ayah korban kerbau "ngamuk" di Kalideres, Jakarta Barat tampak lemas memikirkan nasib putranya yang terkapar di di ruang Instalasi Gawat Darurat RS Hermina Daan Mogot, Minggu (5/10/2014).
Ayah dari Syaifullah ini tak tahu ke mana harus mencari biaya pengobatan anaknya. Syaifullah (13) mengalami gegar otak, ada pendarahan sedikit di bagian dalam kepalanya sehingga harus segera dioperasi.
Pria asal Leuwiliang, Bogor Jawa Barat ini mengaku kebingungan, lantaran biaya operasi yang terlampau mahal. "Semuanya Rp 100 juta. Makanya itu secepatnya anak saya harus dipindahkan ke rumah sakit pemerintah, mungkin bisa meringankan saya," ujar Santoso, yang berprofesi sebagai buruh bangunan.
Santoso yang merupakan warga Gang Madrasah RT05/01 Kalideres itu menuturkan kembali, luka yang dialami Syaifullah berada di kepala belakang. Luka itu akibat benturan setelah tubuh anak malang tersebut diseruduk kerbau dari belakang.
"Pagi itu Syaifullah sedang asyik bermain petak umpet dan lari-larian bersama tiga temannya, di gang kecil dekat rumahnya. Tanpa kita tahu, kerbau yang mengamuk itu datang dari arah belakang. Badan anak saya sampai keangkat sama kepala kerbaunya. Keangkat, terlempar, terus terpelanting ke aspal jalan. Pas terbanting itu kepala anak saya terbentur keras sampai lukanya parah begitu," kata Santoso.
Santoso mengaku tidak menuding atau meminta pertanggungjawaban warga, atas kecelakaan tersebut. Ia hanya berharap, anaknya lekas sembuh.
"Kalau kejadiannya begini, enggak ada yang bisa disalahkan. Ini kan musibah. Tetapi saya bingung saja ini harus mencari biaya operasi dari mana. Anak saya juga mengeluh kesakitan dari tadi," ujarnya. (Panji Baskhara Ramadhan)