TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Evy Lorita (44) kakak kandung Feby Lorita, korban pembunuhan yang jenazahnya ditemukan tewas dan terikat di dalam bagai mobil Nissan March milik Feby akhir Januari 2014 lalu, mengaku, atas peristiwa yang menimpa adiknya itu, dirinya sempat trauma naik mobil, terutama mobil pribadi mereka.
Sebab kata Evy, dirinya selalu terbayang keberadaan jasad Feby yang tewas dan terikat di dalam bagasi mobil.
"Membayangkan adik saya terikat di bagasi mobil dan tewas, membuat saya trauma dan takut naik mobil. Trauma ini juga sempat menimpa anak-anak saya, tetapi saya yang paling lama," kata Evy, kepada Warta Kota, Kamis (9/10/2014).
Menurut Evy, perasaan trauma atau ketakutan untuk naik mobil pribadi atau mobil yang memiliki bagasi menghantuinya selama 3 bulan lebih.
"Efeknya selama 3 bulan itu saya trauma dan ketakutan untuk naik mobil. Membayangkan bagasi mobil dimana ada adik saya tewas dan terikat membuat saya sangat sakit," kata Evy.
Karenanya kata Evy, ia berharap pelaku pembunuhan terhadap Feby dihukum setimpal. "Kami mau pelakunya dihukum setimpal," ujarnya.
Sebelumnya Evy mengaku cukup puas, saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut terdakwa pembunuh Feby yakni Asido April Parlindungan Simangunsong (22) dengan hukuman seumur hidup, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Depok, pada Selasa (7/10/2014) lalu.
Asido dianggap telah melakukan pembunuhan berencana dan dijerat Pasal 340 KUHP. "Saya cukup puas dengan tuntutan jaksa dan berharap majelis hakim menghukum pelaku sesuai dengan tuntutan jaksa," papar Evy.
Seperti diketahui, Feby diduga dibunuh oleh Asido tetangga apartemennya. Asido juga bekerja pada Feby yang menyewakan mobilnya.
Motif pembunuhan Asido karena ia sakit hati akibat perkataan Feby yang dianggap sangat kasar, saat Feby menolak cinta yang ditawarkan Asido.
Usai membunuh Feby dengan menusuk lehernya di rumah kerabat Asido di Bojonggede, Asido menyimpan jenasah Feby tersebut di dalam bagasi mobil Nissan March milik Feby selama beberapa hari.
Akhinya, dengan dibantu kakaknya Daniel (28), Asido meninggalkan mobil berisi jenasah Feby tersebut di kawasan Pondok Kelapa, Durensawit, Jakarta Timur.