Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Supri (69) seorang pedagang ketoprak saban hari mangkal di Jakan Yusup Adiwinata, Menteng, Jakarta Pusat. Pria asal Cirebon, Jawa Barat mengaku tak terpengaruh dengan rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"(Harga BBM naik) Biarin ajalah, orang saya (masak) pakai minyak tanah," kata Supri ketika mengobrol santai bersama Tribunnews.com, Senin (17/11/2014) malam.
Sekitar pukul 07.30 WIB, tangan kanannya tengah sibuk memegang tumbukan sembari mengulek rempah-rempah di atas piring. Seperti bawang putih, cabai, kacang, dan garam secukupnya nampak lembur kental menjadi sebuah bumbu dasarnya. Baca Juga : (Jokowi Naikkan Harga Premium Rp 8.500 dan Solar Rp 7.500)
Supri yang menggunakan kaos warna putih bergaris-garis warna hitam sesekali mengusap keringatnya yang bercucuran. Namun, wajahnya nampak semangat ketika melayani para pembeli yang mengatre.
Supri menjual satu porsi ketopraknya dengan harga sepuluh ribu rupiah. Dia mengaku, keuntunganya yang didapat dari hasil berjualan tak tentu. Menurutnya, yang terpenting bisa menutupi kebutuhannya sehari-hari. "Saya tidak mengharapkan besar-besar yang penting sudah ada kerjaan, ya alhamdullilah," kata pria yang mempunyai empat orang cucu itu.
Dia tinggal di sebuah rumah di Gang Bangau, kawasan Senen, Jakarta Pusat. Saban hari dia mendorong gerobak andalanya. "Hitung-hitung olahraga lah," ucapnya.
Sebelum berangkat berdagang, Supri harus menyiapkan bahan-bahan, di antaranya tahu, kacang 1 kg ketupat, cabai 1/4 kilo, Minyak goreng 1 kg, toge 1/5 kg , bihun 1/5, bawang putih 1/2, ketimun 1/5 kg, kecap satu botol, dan minyak tanah satu liter.
Dia mengaku tidak akan menaikkan harga dagangannya meskipun pemerintah tetap menaikkan harga BBM bersubsidi. "Saya orangya enggak tegaan mas," ujarnya.
"Kadang-kadang orang langganan saya yang bilang naikkin. Udah naikkin aja pak Supri. Orang daerah elit sini," terangnya yang sudah 30 tahun menjadi pedagang ketoprak," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/11/2014), malam.
"Harga BBM baru yang akan berlaku pukul 00.00 WIB terhitung sejak tanggal 18 November 2014," ujar Joko Widodo.
Adapun kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium adalah dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter atau naik Rp 2.000 per liter.