TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak laik jalan, semaunya dan ugal-ugalan. Hal itulah gambaran kondisi angkutan umum yang beroperasi di wilayah Ibukota, menurut Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan, kepada Warta Kota, Sabtu (29/11/2014).
Edison menuturkan dari penelusuran tim ITW di lapangan secara kontinyu, sebagian besar angkutan umum yang beroperasi di Ibukota dipastikan tidak lain jalan. Kondisi itu, katanya, bisa dilihat secara kasat mata.
Bahkan, kata dia, semua jenis angkutan umum yang ada, mulai dari bus besar, bus sedang, metromini, kopaja, hingga mikrolet dan bajaj, semuanya beroperasi seenaknya sendiri tanpa memperdulikan kenyamanan penumpang dan pengendara lainnya.
Para awak angkutan, katanya, kerap ngetem dan mangkal seenaknya di halte dan bahkan di persimpangan jalan. Hal ini membuat kemacetan di Ibukota makin parah.
Bukan itu saja, menurut Edison, kebanyakan sopir angkutan umum kerap merokok saat mengemudikan kendaraannya sehingga mengganggu kenyamanan dan mengancam kesehatan penumpang.
"Bahkan mereka sesukanya menurunkan penumpang di tengah jalan dan beroperasi tidak sesuai trayek. Mereka kadang enggan mengantarkan penumpang sampai tujuan akhir. Dalihnya menghindari macet untuk mengejar setoran," papar Edison.
Yang paling mengkhawatirkan, tambah Edison, dengan alasan mengejar setoran pula, para awak angkutan mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan mengebut, sekaligus tidak mematuhi rambu lalu lintas.
"Ini membahayakan keselamatan dan nyawa penumpang yang dibawa dan menjadi tanggu jawab mereka," kata Edison.