Laporan Wartawan Warta Kota, Ahmad Sabran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat Subdit dan Kekerasan Ditreskrimum Polda Metro Jaya sedang melacak keberadaan taksi Express curian yang hilang setelah digunakan untuk merampok oleh tersangka Sutrisno alias Trisno (41) dan kawan-kawannya.
Selain ciri-ciri berwarna putih dan diduga menggunakan pelat nomor palsu, taksi curian tersebut juga menggunakan kaca film gelap.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, mengatakan, tersangka Sutrisno, Edwar Syah dan Agus masih memberikan keterangan berbelit-belit soal keberadaan taksi Express. Mereka mengaku taksi itu hilang saat diparkir di kosan Sutrisno di Kampung Makasar, Jakarta Timur.
"Anggota masih di lapangan untuk mencarinya, keterangan pelaku perlu dibuktikan, belum tentu benar (taksi katanya diambil oleh pria berbaju safari -red)," kata Rikwanto, Selasa (10/12/2014).
Stiker nomor lambung taksi yang asli yakni BD 6075 namun diganti oleh Sutrisno dengan DP 1805. Sutrisno juga mengganti kaca film dari 40 persen ke 60 persen di sebuah bengkel kaca film di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. Sedangkan pelat nomor kuning B 1733 KTB juga diganti oleh pelaku.
Diduga kaca gelap dipasang agar saat pelaku menodong korban, tidak terlihat dari luar kendaraan. Sutrisno juga memotong pelat baja yang dipasang di bagasi taksi Express menggunakan gerinda.
Alat pemotong bermerek modern itu sudah diamankan sebagai barang bukti. Sementara barang bukti potongan pelat baja masih berada di dalam taksi yang masih dicari itu.
Taksi yang dicuri tersebut adalah taksi yang dikemudikan Supriyadi (32), sopir taksi Express pul Kranggan, Bekasi.
Taksi itu dicuri oleh Sutrisno di Gang Digil, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada 21 November 2014 dan dilaporkan pada 24 November 2014 ke Polsektra Setiabudi.