TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Jakarta Night Festival (JNF) pada malam tahun baru 2015 akan lebih meriah karena melibatkan kalangan swasta sebagai penyelenggara. Namun arena JNF mendatang lebih pendek dibandingkan tahun lalu karena saat ini sebagian Jalan Sudirman ditutup untuk proyek pembangunan mass rapid transportation (MRT).
Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Cucu Ahmad Kurnia mengatakan, JNF adalah salah satu upaya promosi pariwisata. Apalagi, katanya, JNF merupakan acara besar dan menempati posisi empat besar dunia dari sisi jumlah pengunjung.
"JNF mendatang akan lebih meriah lantaran pihak swasta terlibat dalam penyelenggaraannya," ujar Cucu di kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/12).
JNF pada malam pergantian tahun 2013 ke 2014 digelar di jalanan antara Monas sampai Dukuh Atas atau sekitar 6 km. Sedangkan lokasi JNF yang akan datang, hanya antara Monas hingga Jalan MH Thamrin atau separuh dari lokasi JNF tahun lalu.
Pengurangan lokasi dilakukan karena di kawasan Bundaran HI ada proyek pembangunan MRT. Demi keamanan pengunjung, maka lokasi antara Bundaran HI dan Dukuh Atas tidak dijadikan lokasi JNF.
Di sepanjang jalan yang dijadikan lokasi JNF ada 14 panggung hiburan. Selain itu juga ada dua panggung utama yakni di Monas dan di Jalan MH Thamrin.
Menurut Cucu penyelenggaraan event sangat efektif dalam mendatangkan wisatawan. Karena itu, Jakarta tidak pernah sepi dari gelaran event di antaranya acara music Java Soulnation ataupun JakJazz, event fashion seperti Jakarta Fashion Week, acara otomotif seperti Indonesia International Motor Show (IIMS), acara budaya (Jakarnaval), dan acara olahraga seperti Jakarta Marathon.
"Event rutin digelar dan dapat menggaet pelancong," papar Cucu.
Bahkan, event rutin car free day (CFD) yang rutin dihelat saban Minggu pagi di Jalan Sudirman- MH Thamrin juga mampu menarik wisatawan. Menurut Cucu, sebagian wisatawan yang menginap di hotel di kawasan Sudirman-MH Thamrin, mengunjungi dan menikmati CFD.
"Menurut kami, banyak pelancong yang suka CFD, pagelaran spontan yang digelar oleh masyarakat di CFD merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan," ujar Cucu.
Menurut Cucu, pada tahun-tahun depan, Jakarta akan semakin sering menggelar event. Kegiatan berskala besar dalam tiga tahun mendatang adalah Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games atau pesta olahraga Asia di tahun 2018.
Menurut Cucu, Pemprov DKI terus membenahi infrastruktur agar jumlah pelancong meningkat dan mereka merasa nyaman di Jakarta. Salah satu yang dibenahi adalah fasilitas transportasi. Menurut Cucu, Pemprov DKI menyediakan bus wisata yang beroperasi setiap hari.
"Bus tersebut beroperasi dari satu destinasi wisata ke destinasi wisata lainnya di Jakarta dan itu gratis," katanya.
Sejumlah destinasi wisata di Jakarta juga bisa dijangkau menggunakan bus Transjakarta. Menurut Cucu, rute Transjakarta memang didesain menjangkau sebagian destinasi wisata.
"Coba perhatikan, ada jalur bus Transjakarta yang ujungnya di Kota Tua dan ada juga yang di (Taman Margasatwa) Ragunan," ungkapnya.
Sejumlah pembenahan dan promosi yang dilakukan Pemprov DKI, menurut Cucu, diharapkan dapat menarik perhatian para turis sehingga meraka mau berwisata kota di Jakarta. Pada akhirnya, Jakarta diharapkan dapat bersaing melawan Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Hongkong yang sama-sama menjual wisata kota.
Cucu juga menjelaskan, destinasi wisata di Jakarta terdiri atas tempat-tempat bersejarah, pusat- pusat perbelanjaan, dan pantai. Di Jakarta, katanya, terdapat 60 museum di antaranya Museum Nasional, Museum Tekstil, dan Gedung Joeang 45.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI terus mempromosikan destinasi wisata tersebut. Promosi dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri. Promosi di luar negeri terutama dilakukan di ASEAN yang termasuk 10 besar negara asal wisatawan.
Cucu mengatakan untuk mempromosikan Jakarta, Disparbud harus mendatangi negara-negara yang warganya berpotensi travelling ke Jakarta. Dalam promosi itu, Disparbud menemu biro-biro perjalanan dan menegaskan bahwa Jakarta adalah kota yang aman dan layak dikunjungi.
"Dari tahun 1998, pariwisata terpuruk, krisis ekonomi, politik, terorisme yang berulang-ulang hingga muncul persepsi Jakarta tidak aman. Jadi, yang pertama kami lakukan adalah mengubah persepsi itu. Kami tegaskan bahwa Indonesia khususnya Jakarta, situasinya aman," katanya.
Promosi di dalam negeri, dilakukan lewat pameran-pameran di sejumlah daerah di antaranya di Pangkal Pinang, Palembang, Solo, dan Malang. "Dalam setiap pameran, berbagai strategi pemasaran kami lakukan, di antaranya pemberian potongan harga," tuturnya.
Disparbud juga melakukan promosi di berbagai media seperti billboard ataupun membuat iklan dan menayangkannya di televisi dan media online. Menurut Cucu, disparbud DKI memiliki keterbatasan anggaran untuk promosi melalui media massa. "Anggaran untuk belanja iklan hanya Rp 15 miliar per tahun," ungkapnya.
Karena itu, belanja iklan dilakukan secara selektif misalnya menjelang musim liburan.
Promosi yang dilakukan membuat wisatawan ke Jakarta meningkat antara enam sampai 10 persen per tahun. Sebagai gambaran, pada tahun 2007, wisawatan yang berkunjung ke Jakarta terdiri atas 1,2 juta wisatawan asing dan 14 juta wisatawan domestik.
Sementara pada tahun 2013, jumlah wisatawan ke Jakarta terdiri atas 2,3 juta wisatawan asing dan 31,2 juta pelancong domestik.