Tribunnews.com, Jakarta - Direktur Utama Mayasari Bakti Arifin Azhari mengaku pasrah apabila nantinya layanan angkutan bus terintegrasi busway (APTB) benar-benar jadi dihapuskan. Ia cuma bisa berharap kebijakan tersebut bisa memberikan manfaat, tak cuma bagi pemerintah, tetapi juga untuk operator angkutan dan warga penggunanya.
Sebagai informasi, Mayasari Bakti merupakan salah satu perusahaan bus yang menjadi operator APTB. Rute yang dilayani adalah Tanah Abang-Bekasi, Grogol-Cibinong, Blok M-Cileungsi, Pulogadung-Tangerang, dan Kalideres-Cikarang.
"Saya sih nurut saja. Karena saya punya keyakinan, apapun kebijakan yang dibuat untuk kemanfaatan operator, masyarakat, dan pemerintah," kata dia saat dihubungi, Kamis (8/1/2015).
Menurut Arifin, sejak diluncurkan pada 2011 yang lalu, layanan APTB sudah menjadi moda transportasi umum alternatif primadona bagi warga dari kawasan penyangga yang hendak ke Jakarta karena harganya yang relatif terjangkau. Untuk tarif bus APTB sendiri adalah sebesar Rp 5.000. Pembayaran dilakukan di dalam bus.
"Kalau naik dari halte transjakarta, bayarnya jadi dua kali. Masuk halte bayar Rp 3.500, dan di dalam bus bayar Rp 5.000," jelas Arifin.
Seperti yang diberitakan, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menginstruksikan Dinas Perhubungan DKI untuk tegas memberhentikan operasional APTB. Ahok menganggap proyek APTB merupakan proyek yang salah dan hanya menghabiskan anggaran. Ia pun menginginkan pemberhentian operasional APTB dan digabung dengan pengelolaan transjakarta.
Ahok beralasan, apabila layanan APTB sudah berada di bawah pengelolaan PT Transjakarta, bus-bus akan terintegrasi dengan sistem pembayaran per kilometer. Sehingga tidak ada lagi bus APTB yang mengetem sembarangan serta menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat.
(Alsadad Rudi)