Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nyoman Nuarta menyampaikan keluh kesah kehidupan para penggiat seni patung di DKI Jakarta kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Selama ini, pemerintah belum memberikan kesempatan mereka untuk berkarya.
Padahal pematung Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat itu merasa seniman juga turut bertanggung jawab membangun ibukota negara. Salah satu bentuk tanggung jawabnya, membuat karya yang nantinya akan memperindah kota Jakarta.
"Saya merasa pembangunan DKI Jakarta ini tidak cukup dari pemerintah saja, tapi semua pihak harus bertanggung jawab. Banyak tempat lain perlu didandani sehingga membuat DKI Jakarta menarik," tutur Nuarta ditemui saat peresmian Patung Kuda, Minggu (11/1/2015).
Bukannya memberikan ruang kesempatan kepada seniman patung untuk berkarya, Nuarta mengklaim pemerintah secara perlahan mematikan kreativitas mereka dengan cara mengikutsertakan dalam sistem tender. Dia menilai aturan pemerintah seperti itu tidak masuk akal.
"Seniman ikut tender? Kalau dia tidak ikut tender, maka yang menunjuk dia membuat karya bisa masuk penjara, begitu juga dengan seniman itu. Bagaimana bisa muncul karya kalau aturan seperti ini? Tender menghambat kreativitas seniman. Sedangkan pekerjaan seperti ini memakan biaya besar,” terangnya.
Sebagai cara menyikapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, melibatkan pihak swasta. Seperti saat pemugaran Patung Kuda, di mana anggaran pemugaran patung didanai sepenuhnya salah satu bank swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
"Besar harapan kami agar swasta ikut mengelola taman-taman yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Banyak lagi patung-patung dengan tema seperti ini ada di Jakarta. Tapi, nanti yang bangun swasta. Jadi, kita ingin setiap turis datang di satu titik melihat siapa yang mensponsori tempat itu," kata Ahok.
Melihat tawaran yang disampaikan pria yang akrab disapa Ahok tersebut, Nuarta selaku perwakilan seniman patung menilai selama hal tersebut masuk akal mengapa tidak dilakukan.