TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebelas tahun bus Transjakarta melayani warga Jakarta. Tapi, berbagai masalah kerap terjadi di moda transportasi massal itu. Masalah yang sampai sekarang paling sulit diselesaikan menurut Dinas Perhubungan DKI Jakarta ada tiga hal.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Benjamin Bukit, mengatakan tiga hal itu meliputi pengadaan bus, sterilisasi jalur bus Transjakarta dan belum tersedianya Bahan Bakar Gas (BBG). Sehingga, bus Transjakarta belum bisa dimaksimalkan dengan baik.
"Ada tiga poin yang betul-betul menjadi permasalahan klasik dan tidak bisa dicairkan," kata Benjamin di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (15/1).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan pihaknya akan terus bekerjasama dengan pihak Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya untuk melakukan sterilisasi jalur bus Transjakarta. Hal ini karena penegakan hukum kepada para pengendara kendaraan yang nekat menerobos jalur tersebut belum ada.
Padahal, sanksi terberat adalah denda sebesara Rp 500.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 1 juta untuk kendaraan roda empat. "Tadi pak Wadirlantas sudah bilang mau all out. Nanti PT Transportasi Jakarta yang akan pasang Closed Circuit of Television (CCTV) di semua halte. Penindakan lewat pihak kepolisian," ungkapnya.
Selain itu, ke depan jalur bu Transjakarta akan dipasang sebuah portal untuk menghalau kendaraan yang masuk kesana. Dia menantikan pihak Ditlantas Polda Metro Jaya untuk melakukan tilang elektronik dalam penegakan hukum di jalur busway.
"Untuk pengadaan bus Transjakarta sendiri pada tahun 2015 dilakukan oleh PT Transportasi Jakarta," tuturnya. (Bintang Pradewo)