TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Romli Solo (49), warga RT 06 RW 05, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat membenarkan kejadian ribut-ribut antara dirinya dengan Yani Wahyu Purwoko. Hanya saja dirinya membantah ada aksi menodongkan airsoft gun.
"Iya enggak ada todong-todongan pistol, kami hanya salah paham dan adu mulut saja," ujar Romli di rumahnya, Selasa (20/1/2015).
Romli menjelaskan, saat itu selasa (20/1/2015) sekitar 00.45 dirinya berpapasan di pinggir jalan dengan Yani. Saat bertemu tersebut, Yani menanyakan perihal sebidang tanah di RT 04 RW 04 yang memiliki luas 200 meter persegi kepada Romli.
"Iya saat ketemu Yani tanya ke saya soal jual beli tanah di RT 04 RW 04," ucap Romli yang berbaju hijau tersebut.
Hanya saja saat bertanya Yani menunjukkan kekesalannya terkait penjualan tanah itu. Kekesalan Yani lantaran ada selentingan kabar kalau tanah tersebut sudah dijual Romli.
"Jadi dia kesal sama saya, karena saya dianggap sudah menjual kembali tanah tersebut. Soalnya tanah itu sudah dibeli sama temannya Yani,, mungkin Yani mau klarifikasi sama saya, cuma sudah terlanjur emosi," kata Romli.
Lantaran sudah terlanjur emosi, meskipun Romli sudah membantah tak menjual tanah tersebut. Yani malah semakin marah sambil teriak-teriak "nanti gue tembak lo".
"Dia teriak mau tembak saya, dan itu didengar semua orang yang ada di jalanan. Nah saya enggak terima, makanya saya laporkan ke Polsek Kalideres," kata Romli.
Romli mengaku melaporkan Yani, lantaran perilakunya yang tak patut di contoh. Apalagi Yani merupakan Camat, pejabat publik yang melayani masyarakat. Itu jelas tidak pantas sikap arogan tersebut untuk pejabat publik.
"Saya laporkan agar Yani lebih berhati-hati saat berbicara di ruang publik. Makanya saya sempat laporkan, dengan membawa tiga saksi ke Polsek Kalideres," kata Romli. (Wahyu Tri Laksono)