TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak akan segan-segan menstafkan Camat Penjaringan Yani Wahyu Purwoko kalau terbukti melakukan aksi penodongan dengan senjata airsoft gun kepada salah satu warga di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (20/1/2015) kemarin.
Namun, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dahulu akan memanggil Yani untuk dimintai keterangan terkait hal itu.
"Makanya hari ini dipanggil oleh Sekda, akan dibuat berita acara seperti apa. Kalau terbukti maka langsung distafkan," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/1).
Bahkan, dia sudah menyiapkan pengganti untuk Camat Penjaringan. Rencananya pengganti itu akan dilantik berbarengan dengan sekitar 700 pejabat eselon IV yang dilaksanakan di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/1) besok.
Tapi, dia tidak memberitahu siapa yang akan menggantikan Yani Wahyu Purwoko menjadi Camat di Penjaringan, Jakarta Utara itu. "Besok penggantinya kita lantik," singkatnya.
Hal serupa diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat yang merasa kesal dengan perilaku dari Yani. Djarot mengaku sudah ke wilayah Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara untuk memantau tanggul yang bocor. Akan tetapi, Yani tidak menampakan batang hidungnya kepada mantan Wali Kota Blitar itu.
"Camat koboi, tadi kan saya ke wilayah sana pak Gubernur untuk melihat di Muara Angke. Itu kan Camat Penjaringan katanya, tadi dia nggak dampingin saya tapi lagi dia lagi pendampingan di Waduk Pluit," tuturnya.
Ayah dari tiga orang putri itu menyampaikan bahwa perlu ada pemanggilan terhadap Yani. Hal ini dilakukan agar Pemprov DKI mengetahui apa dasar penodongan yang dilakukan olehnya. Karena penodongan dengan airsoft gun merupakan bentuk intimidasi terhadap warga.
"Oleh sebab itu, perlu kita undang, kita panggil, apa betul dia mengancam dan nakut-nakutin warga," kata dia. (Bintang Pradewo)