Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah hasil survei menyebutkan sebagai kota paling tidak aman di dunia, baru-baru ini muncul penilaian Jakarta sebagai kota paling macet di dunia.
Castrol’s Magnatec Stop-Start index mencatat rata-rata terdapat 33.240 kali proses berhenti jalan per tahun di Jakarta. Indeks ini mengacu data navigasi pengguna Tom Tom, mesin GPS, untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan yang dibuat setiap kilometer. Jumlah tersebut kemudian dikalikan dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap tahun di 78 negara.
Mendengar hal tersebut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit justru belum mengetahui adanya penilaian tersebut. "Wah baru dengar saya," kata Benjamin di Balai Kota, Rabu (4/2/2015).
Dikatakannya, memang perbandingan pertumbuhan kendaraan di DKI Jakarta tidak sebanding dengan penambahan jalan baru di DKI Jakarta. Sehingga dengan tingginya pertumbuhan kendaraan, kemacetan menjadi pemandangan biasa di Jakarta.
"Setiap tahun (penambahan luas jalan) cuma 0,01 persen. Intinya pemerintah harus melakukan semaksimal mungkin, kalau Jakarta punya strategi pola transpotasi yang mampu mengatasi hal tersebut, ini kita akan push sebaik-baiknya," ungkanya.