TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polda Metro Jaya berharap kasus pemukulan terhadap dua perwira polisi Kompol Budi Hermanto dan Kompol Teuku Arsya Khadafi yang diduga dilakukan oknum TNI AL pada saat operasi di Bengkel Cafe, SCBD Sudirman pada Sabtu (7/2), tidak terulang.
“Kita menyesal dan prihatian terhadap kejadian itu. Saya berharap kejadian ini tidak terulang,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Heru Pranoto ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (12/2/2015).
Heru mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Pemeriksaan terhadap Arsya dan Budi juga melibatkan Propam dan Provost. Pihak kepolisian belum melimpahkan berkas pemeriksaan awal terhadap kasus tersebut ke pihak POM AL.
“Masing-masing pihak sudah membentuk tim. Saat ini, kita sudah bekerjasama dengan provost, reserse, dan POM yang jelas koordinasi sudah melibatkan Propam,” tuturnya.
Sementara, terkait kedua perwira polisi tersebut sedang melakukan apa di tempat itu. Menurutnya, aparat kepolisian sedang melakukan penggalian informasi. Namun, terkait hal ini masih dilakukan pendalaman.
“Tugas reserse berbeda dengan polisi umum. Berbeda dengan polisi seragam. Reserse itu ada di mana-mana. Tugasnya, bisa menggali informasi, mencari informan dan lainnya. Dia membutuhkan informasi atau data kepada orang lain, ada sifatnya tertutup dan terbuka,” ujarnya.