Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teriakan terdengar dari dalam ruang rapat tertutup yang digunakan Kementerian Dalam Negeri saat memediasi Gubernur DKI Jakarta Baskui Tjahaja Purnama atau Ahok dengan DPRD DKI Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Tidak diketahui siapa yang berteriak lebih dulu. Teriakan berikutnya menyusul. Setelah teriakan itu tak terdengar lagi, Ahok diikuti pejabat SKPD DKI Jakarta keluar dari pintu samping ruang rapat. Mereka tak bersedia menjawab pertanyaan wartawan.
Sementara saat Ahok keluar, terdengar juga teriakan dari dalam ruang rapat. Ada yang menyebut Ahok pembohong, ada juga yang memanggil Ahok dengan sebutan gubernur preman. Tak diketahui siapa pemicu kericuhan dalam rapat tersebut.
Pengakuan seorang pejabat Kemendagri yang ditemui wartawan usai rapat, mengatakan adalah Agok yang berteriak pertama kali. Ia kesal saat menyinggung soal UPS dan hilangnya anggaran truk sampah dalam APBD 2013 dan 2014.
"Padahal sudah mau selesai tadi," ujar pejabat tersebut.
Tak lama Ahok keluar, anggota DPRD keluar. Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi enggan berkomentar soal insiden tersebut. Begitu juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik.
Sedangkan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana yang akrab disapa Lulung mengaku mediasi berkahir buntu. "Deadlock. Deadlock," ujarnya sambil berjalan sedikit cepat bersama rombongan.
Seorang anggota DPRD DKI Jakarta yang berjalan di belakang Abraham Lunggana atau Haji Lulung, mengeluarkan celetukan, "Gubernurnya preman. Preman marah marah mulu."