TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku menelepon Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, Jumat (6/3/2015) setelah sebelumnya ditunjuk-tunjuk dirinya saat mediasi dengan DPRD DKI di Kemendagri terkait kisruh APBD.
"Saya memang sengaja, tadi pagi saya sudah telepon Pak Anas, pak Anas gak usah stress saya cuma akting marahin kamu," ungkap pria yang akrab Ahok di Balai Kota, Jumat (6/3/2015).
Dikatakan Ahok, memang sebelum melakukan mediasi pada Senin (2/3/2015) Anas sudah menyatakan bahwa di selaku Pengguna Anggaran Walikota Kota Administratif Jakarta Barat tidak pernah membahas tentang anggaran siluman yang masuk kedalam pagu anggarannya.
"Makanya saya nunjuk Pak Anas, karena Pak Anas kan sudah kasih. Yang lain saya belum lihat. Maksud saya begitu Pak Anas ngomong tidak pernah dibahas, DPRD langsung kena, skak dong," ungkapnya.
Rencana Ahok tersebut memicu emosi anggota DPRD. Dikatakan Ahok reaksi yang ditunjukkan sejumlah anggota DPRD bentuk kepanikan.
Tetapi Ahok menganggap rencananya kurang sempurna, karena Anas tidak diberikan mic untuk berbicara di forum tersebut.
"Saya kurang cerdas sedikit, harusnya sebelum saya ngomong saya sudah suruh staf saya kasih mic ke Pak Anas. Tapi mereka (anggota DPRD) teriak-teriak pakai mic ya Pak Anas kalah dong. Yang punya mic kan saya, untuk memaksa saya pura-pura teriak Pak Anas. Begitu diteriakin langsung a****g, b*****t, goblok keluar semua. Saya pikir ternyata Ahok lebih santun dikit dari DPRD," ungkapnya.