TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taman Pintar yang berada di Jalan Gereja, Kelurahan Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur kini menjadi tempat yang nyaman bagi warga sekitar.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 3.104 meter persegi tersebut awalnya hanya sebuah kebun biasa.
"Lokasinya di tengah-tengah pemukiman padat yang rawan konflik. Dan kerap digunakan sebagai tempat transaksi narkoba, pembuangan sampah, parkir kendaraan, dan bila musim hujan tiba banjir mulai menggenangi," kata Ketua Pembina Yayasan Dharmaranya Tuju Enam, Diana Fawzia, Sabtu (14/5/2015).
Penduduk di wilayah Taman Pintar tersebut berdiri, masyarakatnya heterogen baik dari sisi etnik, agama, maupun status sosial. Selain itu fasilitas pendidikan di sekitarnya cukup lengkap mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi.
Hal tersebut lah yang membuat Yayasan Dharmaranya Tuju Enam menggagas Taman Pintar di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta tersebut bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI).
"Yayasan mempunyai mimpi melalui taman ini masyarakat bisa mencapai tujuh pintar, yaitu pintar di bidang lingkungan hidup, kesehatan, kewarganegaraan, budaya, pengembangan karakter, manajemen diri serta pintar berpikir," ungkapnya.
Taman pintar tersebut ditumbuhi banyak tanaman dan rumput hijau. Selain itu dilengkapi dengan jogging/walking track, healthy track, arena bermain anak-anak, lapang futsal, sebuah plaza, dua gazebo, kamar kecil, dan fasilitas cuci tangan.
Tanaman dan pohon diberi informasi lengkap mengenai jenis maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu fasilitas untuk bermain anaknya pun cukup menarik antara lain tersedia ayunan, perosotan, kincir putar, jungkat jungkit, serta lainnya.
"Keunggulan taman pintar lainnya memberi mafaat bagi warga di lingkungan sekitarnya seperti disediakannya satu ceruk resapan, lima sumur resapan, dan 30 lubang biopori, sehingga daerah tersebut tidak lagi kebanjiran dimusim hujan," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Nandar Sunandar menjelaskan bila lahan untuk Taman Pintar merupakan hasil pembebasan lahan pada 2011.
"Pembelian tanah untuk warga akhir 2011 itu ada sebuah proses pada waktu itu tahun 2012 dilirik yayasan dan BNI, belum ada anggaran pembangunan, silakan saja," ucap Nandar.