Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengakui telah menganggarkan pengadaan pohon pada APBD 2014 yang jumlahnya miliaran rupiah.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar menjelaskan meski pengadaan dan pengelolaan pohon sudah dianggarkan di 2014, tapi tidak semuanya terealisasi.
"Pengajuannya memang kami. Itu untuk penghijauan. Tapi banyak yang dibatalkan pelaksanaannya karena waktunya tidak memungkinkan," kata Nandar di DPRD DKI Jakarta, Selasa (17/3/2015).
Realisasi, dari total anggaran untuk pengadaan pohon, tidak mencapai 50 persen. Pada RAPBD 2015, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta tak lagi mengajukan pengadaan pohon karena mendapat banyak pohon penggantian.
"Tidak ada tahun ini, karena kami mendapatkan banyak pohon penggantian-penggantian, tapi ada sumbangan juga," terang Nandar Sunandar.
Pengadaan pohon di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dicurigai karena diduga ada penggelembungan harga. Pasalnya setiap pohon dianggarkan Rp 5 miliar. Pohon-pohon itu di antaranya pohon trembesi, spathodea, kamboja bali, sikas botol, pohon gelondogan, pohon yang liu, pohon baobab, dan pohon biola cantik.
Begitu juga pengadaan pohon palem washington dan pohon palem merah, masing-masing dianggarkan Rp 3 miliar. Bila dikalkulasi untuk pengadaan pohon saja Pemprov DKI menghabiskan anggaran APBD DKI sebesar Rp 135 188 040 658. Sementara total anggaran keseluruhan untuk Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta anggaran 2014 sebesar Rp 2,44 triliun.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganganggap banyak anggaran seperti itu. Tetapi ia tidak mengetahui pengadaan pohon tersebut terealisasi atau tidak.
"Aku ya tidak tahu makanya mesti diaudit, kalau ada inspektorat oknum main juga. Makanya kita banyak sekali perbedaan permainan," ungkap pria yang akrab disapa Ahok tersebut.