News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Operasi Simpatik Digelar, Pengendara Makin Seenaknya Masuk Jalur Busway

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bus TransJakarta tengah menaikan penumpang di Halte Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014). Dalam rangka memeriahkan HUT DKI Jakarta yang ke 487, Pemprov DKI Jakata akan memberikan tiket gratis bagi warga pada hari Sabtu (21/6) mulai pukul 18.00 hingga 22.00 dan bertyepatan dengan acara Car Free Night. Warta Kota/angga bhagya nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelanggar jalur Bus Trans Jakarta makin seenaknya semenjak Operasi Simpatik 2015 dimulai.

Mereka makin cuek masuk karena polisi tak melakukan penilangan selama operasi berlangsung.

Beberapa pelanggar Jalur Bus Trans Jakarta ini makin cuek lantaran mendengar omongan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Unggung Cahyono Putra di televisi. Unggung menyebut bahwa polisi tak menilang selama operasi simpatik.

Berdasarkan informasi, akibat omongan Unggung ini, anggota polisi di jalan kerepotan saat menilang pelanggar.

Bahkan ada beberapa pelanggar justru marah saat polisi memberhentikan mereka saat masuk jalur bus Trans Jakarta. Bahkan ada pelanggar yang langsung bicara ketus begini 'Bapak polisi ngapain berhentikan saya, kan kata Kapolda tak boleh nilang selama operasi simpatik'. Polisi di lapangan pun cuma bisa meninju kepala mereka mendengar ocehan para pelanggar, lalu melepasnya.

Seperti Sumarno (30), kembali masuk Jalur Bus Trans Jakarta di Jalan Gatot Soebroto pada Selasa (7/4/2015). Dia sempat diberhentikan polisi, lalu kembali jalan lagi karena hanya ditegur saja.

Sumarno mengaku, pada Senin (6/4/2015) juga masuk jalur bus Trans Jakarta dan diberhentikan polisi. Tapi tak ditilang.
Makanya hari ini dia mengulanginya lagi.

"Biasanya saya takut-takut masuk Jalur bus Trans Jakarta. Tapi karena lagi tak ditilang, ya masuk saja lah," kata Sumarno sambil tertawa ketika ditemui di area parkir Bank Panin, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (7/4/2015).

Sementara itu, dari data Polda Metro Jaya selama lima hari Operasi Simpatik 2015, polisi memang tak melakukan satupun penilangan terhadap pelanggar. Tapi hanya menegur sebanyak 7.914 pelanggar lalu lintas.

Padahal berdasarkan data Polda Metro Jaya, lima hari sebelum Operasi Simpatik jumlah penilangan mencapai 24.469 dalam sehari kini selama operasi simpatik, jumlah penilangan selama lima hari menjadi nol.

Sementara itu, Operasi Simpatik pada tahun 2014 cenderung berbeda.

Pihak kepolisian tetap menilang untuk pelanggaran-pelanggaran yang keterlaluan, termasuk menerobos Jalur Bus Trans Jakarta. Makanya, di tahun 2014, berdasarkan data Polda Metro Jaya, selama lima hari operasi simpatik ada sebanyak 5.392 pelanggar ditilang, termasuk pelanggar jalur busway.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Martinus Sitompul membenarkan bahwa polisi memang tidak melakukan penilangan tapi hanya memberi teguran saja.

Menurutnya, operasi simpatik ini pengendara yang melanggar rambu, melawan arus, masuk jalur Bus Trans Jakarta dan tak membawa surat-surat memang tak ditilang. Maksudnya agar membuat masyarakat simpatik dan sadar.

Operasi Simpatik berlangsung mulai 1 April 2015 dan berakhir pada 21 April 2015. Operasi ini menghabiskan dana Rp 3,6 Milliar. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini