Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembunuh Deudeuh Alfi Syahrin alias Empi (26), diketahui kabur usai membunuh pukul 02.00 WIB, Sabtu (11/4/2015). Atau sekitar enam jam usai ia diduga melakukan aksi pembunuhan pada pukul 20.00, Jumat (10/4/2015).
Orang ini tenang dan santai saat kabur. Bahkan dia sempat menyapa penjaga parkiran yang bertugas malam itu dengan senyum ramah.
Sebelumnya, Empi ditemukan terbunuh di kamar kosnya di Jalan Tebet Utara 1 nomor 15 C RT/RW 07/010, Tebet, Jakarta Selatan, pukul 19.00, Sabtu (11/4/2015) malam.
Penjaga parkiran kos, Suwardi (56), yakin betul ada seorang lelaki keluar dari kos pukul 02.00, Sabtu (11/4/2015) itu. Setiap hari Suwardi memang berjaga mulai pukul 00.00 sampai pukul 05.00 di rumah kos itu. Dia bertugas menjaga mobil dan motor disitu.
Dia ingat lelaki itu berperawakan kecil, berambut pendek, memakai baju putih, celana panjang hitam, dan menaiki sepeda motor Honda Beat bernomor polisi dengan huruf depan 'B' atau kode Jakarta. Tapi dia tak hafal angka dan huruf lainnya.
"Dia sempat menyapa saya juga. Dia bilang 'pulang dulu pak'," ucap Suwardi menirukan ucapan lelaki yang diduga pembunuhnya kepada Warta Kota, Selasa (14/4/2015) malam.
Menurut Suwardi, hari itu, sejak mulai berjaga pukul 00.00 sampai pukul 05.00, hanya ada seorang lelaki keluar dari kos di rentang jam itu.
"Ya, cuma lelaki itu saja yang keluar. Tak ada yang lain, saya yakin," ucap Suwardi.
Suwardi juga yakin tak pernah lihat lelaki itu datang sebelumnya. Makanya dia yakin lelaki itu hanya tamu dari salah satu pekerja seks yang melayani tamu disitu.
"Atau bisa juga penyewa kos harian," ucap Suwardi.
Tapi itu nyaris tak mungkin. Sebab penyewa kos harian selalu datang dengan membawa wanita dan pulang dengan wanita yang masuk bersamanya tadi. Penyewa harian selalu membawa pekerja seks dari luar.
Sementara itu, dugaan Empi dibunuh sekitar pukul 20.00, Jumat (10/4/2015), muncul karena di jam itu terdengar bunyi keributan dari dalam kamar. Bahkan empat penghuni kos dan seorang pembantu sampai datang dan mengetuk kamar Empi. Tapi tak ada jawaban dan kelima orang itu memilih pergi.
Sampai kini polisi masih memburu pelaku. Polisi mendapat petunjuk pelaku dari buku tamu yang dimiliki Empi. Di buku itu tertulis beberapa catatan penting setiap tamu yang datang.
Empi diketahui bekerja sebagai pekerja seks dan sudah dua tahun ini tinggal dan melayani tamu di kamar kos dimana ia terbunuh. (ote)