TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Maraknya kos-kosan di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, yang berubah fungsi sebagai tempat prostitusi diakui sulit diberantas oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Pasalnya, tidak ada data otentik yang bisa mengatakan bahwa kos-kosan itu menjadi tempat maksiat.
Hal itu diakui oleh Camat Tebet, Mahludin yang mengatakan pihaknya tidak pernah mengetahui adanya kos-kosan yang berubah fungsi menjadi tempat prostitusi.
Namun, memang diakuinya banyak kos-kosan yang berada di Tebet.
"Kalau yang esek-esek kita ngga tahu. Dari mana pembuktiannya kalau itu kos esek-esek," kata Mahludin kepada wartawan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (15/4/2015).
Menurutnya jumlah kos-kosan yang ada di wilayah Tebet ada sekitar puluhan. Namun, pendataannya belum secara detail dilakukan.
Padahal, secara aturan kos-kosan dengan 10 pintu itu diatur oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI.
"Jumlah kos-kosan secara detail belum tahu. Tapi, lebih dari 40 kos-kosan disana," ucapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan bekerjasama dengan lingkungan setempat untuk mengawasi kos-kosan yang mencurigakan di wilayahnya. Sehingga, kejadian penemuan mayat wanita cantik akibat dibunuh tidak terulang lagi.
"Kami akan melakukan penataan. Yaitu pendekatan kepada RT, RW, Lurah. Mereka akan mendata ulang dan meminta pertanggungjawaban dari pemilik kalau terjadi sesuatu di kemudian hari," tuturnya.
Menurutnya ada banyak kos-kosan di wilayah Tebet. Seperti di Jalan Tebet Utara, Tebet Barat, dan Menteng Dalam. Sehingga, ke depan pihaknya akan terus mengawasi keberadaan kos-kosan yang mencurigakan. (Bintang Pradewo)