TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Terungkapnya fakta bahwa Deudeuh Alfi Syahrin (27) alias Evi alias Empi, janda cantik yang tewas dibunuh di kamar kosnya adalah pekerja seks komersial (PSK) online, membuat keluarga kakak kandung Empi, yakni Muhamad Iqbal tidak nyaman dan malu.
BACA: Liputan Khusus Menyibak Prostitusi Online di Media Sosial
Menurut Iqbal, akibat aib adiknya itu yang bekerja sebagai PSK online, semakin menambah berat beban psikologis dan mental keluarga setelah meninggalnya Empi.
"Kami masih berduka. Tapi yang kami rasakan sekarang, pandangan orang terutama warga di sini kepada kami jadi agak berbeda dan berubah. Ini bikin kami down," kata Iqbal saat ditemui Warta Kota di rumahnya di Jalan Margonda, Gang Manggah, RW 12, Kelurahan Depok, Pancoran Mas, Kamis (16/4/2015).
Iqbal mengatakan akibat pemberitaan yang lebih menekankan profesi adiknya sebagai PSK online, membuat ia dan keluarga menjadi malu keluar rumah dan enggan beraktivitas.
"Saya jadi malu dan takut kalau keluar rumah. Apalagi kami merasa pandangan orang kepada kami jadi berbeda. Keluarga makin down akibat pemberitaan ini," ujar Iqbal.
Karenanya ia berharap pemberitaan mengenai profesi adiknya itu tidak lagi marak dan ditekankan di sejumlah media.
"Soalnya ini berdampak kepada kehidupan sosial kami. Ibarat makan nangka, keluarga juga kena getahnya. Saya berharap aibnya jangan diekspose lagi," kata Iqbal.
Bahkan, kata Iqbal, sampai saat ini dirinya belum berani masuk kerja karena malu.
Selain karena masih dalam suasana duka, ia mengaku belum siap menghadapi pandangan dan stigma dari rekan kerjanya.
"Orang kantor sudah menanyakan terus. Tapi saya belum siap untuk masuk kerja. Masih nggak kuat dan malu," kata Iqbal yang bekerja di salah satu perusahan yang memproduksi barang rumah tangga elektronik di kawasan Jalan Raya Bogor, Cimanggis.
Malu dan tertekan
Terungkapnya kasus pembunuhan atas Deudeuh Alfi Syahrin (27) alias Evi alias Empi, janda cantik yang tewas di kamar kosnya di Tebet oleh polisi, juga mengungkap bahwa Empi berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) online.
Profesi Empi ini membuat kakak kandungnya Muhamad Igbal (42) malu dan merasa tertekan.
Karenanya sejak Senin (13/4/2015) sampai Kamis (16/4/2015), Iqbal mengaku belum juga masuk kerja.
"Saya minta izin belum kerja dulu untuk urusi kasus Evi," kata Iqbal di rumahnya di Jalan Margonda, Gang Mangga, RW 15, Kelurahan Depok, Pancoran Mas, Kamis (16/4/2015).
Menurut Iqbal, alasan utama dirinya belum masuk kerja karena masih malu atas fakta yang menyebutkan bahwa adiknya bekerja sebagai PSK online.
"Saya masih malu sama teman-teman di lingkungan kerja. Jadi belum masuk dulu sampai semuanya selesai dan sampai pemberitaan kasus ini gak kenceng lagi," kata Iqbal.
Iqbal mengaku menyerahkan semua kasus ini ke polisi dan semua proses hukumnya terutama untuk pelaku pembunuhan Evi.
"Saya percaya pelaku akan mendapat hukuman setimpal," kata Iqbal.
Iqbal mengatakan, Evi memang pernah tinggal di rumahnya sekitar satu tahun pada 2004 lalu.
Sebelumnya Evi tinggal bersama orangtua angkat mereka di Bandung.
"Waktu tinggal di rumah saya, dia akhirnya menikah dengan Soni dan punya anak. Setelah itu pindah sama suaminya ke beberapa tempat," kata Iqbal.
Karenanya kata Iqbal, ia tidak bisa memantau lagi kehidupan adiknya yang akhirnya diketahu sebagai pekerja seks online.
"Kalau kami tanya kerja apa, dia selalu bilang di restoran dan event organizer. Tapi kalau ditanya lebih jauh dimana, dia marah," ujar Iqbal.
Penulis: Budi Sam Law Malau