News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok Isis

Tantowi Yahya: Masuklah ke dalam Organisasi yang Mencerdaskan

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya bersama ratusan Pelajar Madrasah Aliyah Negeri 12, Kosambi Cengkareng, Jakarta Barat, saat menggelar Sosialisasi 4 Konsensus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara sebagai reses pertamanya di Masa Sidang III, Jumat (24/4/2015).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi muda memiliki peranan penting dalam upaya melawan radikalisme yang muncul di Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh politisi Partai Golkar Tantowi Yahya. Menurutnya, bila dibiarkan, akan mengoyak keutuhan kehidupan berbangsa dan negara.

"Paham radikalisme yang sekarang sedang top itu adalah ISIS. ISIS ini hanya salah satu paham saja, sebelumnya ada paham-paham lain yang berkembang,"ujarnya di depan ratusan Pelajar Madrasah Aliyah Negeri 12, Kosambi Cengkareng, Jakarta Barat, saat menggelar Sosialisasi 4 Konsensus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara sebagai reses pertamanya di Masa Sidang III, Jumat (24/4/2015). Selain ratusan pelajar, hadir juga pengajar dan staf MAN 12 yang hadir dalam acara tersebut.

Tantowi yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR ini menegaskan kembali, paham-paham ini masuk ke Indonesia karena beberapa faktor. Diantaranya, minimnya pengetahuan masyarakat sehingga ketika paham radikalisme tersebut datang mereka menelanya mentah-mentah.

"Pembawa paham ini sengaja memilih orang-orang yang yang minim pengetahuan, karena mudah dimasuki paham nya.Jadi, paham tersebut begitu mudah masuk, karena ketahanan kita rentan karena pengetahuan yang minim,"jelasnya.

Faktor lainnya, yang mendorong radikalisme masuk dan berkembang karena memiliki keimanan yang lemah. Kata, Tantowii, iman yang lemah akan mudah dan cepat sekali dimasuki paham-paham baru.

Faktor lainnya Tantowi menegaskan karena didasari atas himpitan ekonomi, saat ada sekelompok masyarakat hidup susah, tidak memiliki pekerjaan, kemudian secara tiba-tiba ada orang yang menawarkan sesuatu. Padahal, orang itu sudah tahu salah, tapi karena miskin kemudian bersikap masa bodoh, yang penting bisa mendapatkan uang.

"Inilah yang terjadi di ISIS, di ISIS itu di gaji, siapa orang yang gak mau digaji ketika himpitan ekonomi mendera mereka,"ujarnya.

Soal himpitan ekonomi ini, keimanan yang lemah dan pengetahuan yang minim, menurut Tantowi negara harus bertanggungjawab.

"Soal himpitan ekonomi negara harus menyediakan lapangan pkkerjaan sehingga, persoalan himpitan ekonomi tidak lagi menjadi alasan bagi seseorang untuk menganut paham radikalisme dan mau melakukan apa saja demi," tegasnya.

Tantowi mengingatkan kembali, tugas generasi muda adalah, memperkuat iman, memperbanyak ilmu pengetahuan, di dalam sekolah maupun diluar sekolah.

"Masuklah organisasi yang bisa mencerdaskan dan memperluas jaringan kita. Jangan masuk organisasi yang tidak jelas, karena banyak sekali organisasi-organisasi tanpa nama,"pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini