TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi dua apartemen yang dijadikan tempat prostitusi yakni unit nomor 05CT di Tower J dan unit nomor 08AU di Tower H, Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan tampak dijaga oleh beberapa satpam.
Keberadaan jaringan prostitusi sangat membuat warga gerah dan mengindikasi kalau sudah mengguritanya jaringan prostitusi di hampir semua tower.
Diketahui, di Apartemen Kalibata City ada 18 tower hunian. Dimana, setidaknya ada 13.000 penghuni yang tinggal di kawasan itu.
Umi Hanik juru bicara Komunitas Warga Kalibata City, menuturkan bahwa kejadian kriminal dan prostitusi sudah diketahui warga. Namun, ketika dilaporkan tidak mendapatkan respon dari pengelola.
Oleh sebab itu, menurut dia yang palung bertanggungjawab atas kejadian itu adalah pengelola Kalibata City.
"Warga Tower Herbras sangat aktif dan kritis. Sangat aneh jika pengelola tidak mampu mengendus jaringan prostitusi yang sudah menggurita," tuturnya dalam siaran pers yang diterima di Apartemen Kalibata City, Minggu (26/4/2015).
Beberapa praktik prostitusi dengan modus tertentu sudah sejak lama ada di Apartemen Kalibata City. Mulai dari pijat, spa, salon, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, warga menduga adanya komersialisasi kartu akses sakti yang bisa dipakai untuk seluruh Tower dan seluruh lantai merupakan rahasia umum atau sudah diketahui.
"Warga selalu menemukan brosur esek-esek bermodus pijat hampir tiap hari di pintu-pintu," ujarnya.
Oleh sebab itu, dia meminta agar aparat terkait segera memberantas dan membasmi jaringan prostitusi atau tindakan kriminal di kawasan itu.
Sehingga, dia meminta aparat kepolisian untuk memeriksa pengelola dan meminta pertanggungjawaban mereka.
"Kami warga Kalibata City sangat menyayangkan lingkungan kami jadi tidak aman dan terkena reputasi negatif akibat dikelola oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tuturnya.
Dia pun meminta jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memeriksa keberadaan apartemen Kalibata City. Sehingga segala persoalan segera bisa terselesaikan dengan baik.(Theo Yonathan Simon Laturiuw)